Bandung, 6/12 (ANTARA) - Status Gunung Bromo (2.329 Mdpl) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur sejak Senin pukul 12.45 WIB turun dari awas (level IV) menjadi siaga (level III).
"Aktivitas kegempaan maupun visual erupsi masih berfluktuatif dengan kecendrungan mengalami penurunan, status Bromo sejak pukul 12.45 WIB diturunkan menjadi siaga atau level III," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Dr Surono di Bandung, Senin.
Menurut Surono, sejak tanggal 29 November 2010, aktivitas kegempaan menunjukkan penurunan yang siginifikan bila dilihat dari amplituda tremor menerus dari maksimum 32 milimeter menjadi maksimum 5 milimeter. Kondisi ini berlangsung stabil sampai Senin siang.
Gunung Bromo dinaikan statusnya dari waspada menjadi siaga kemudian awas pada 23 November 2010 lalu menyusul peningkatan aktivitas gunung api yang merupakan salah satu obyek wisata alam itu.
Karakteristik aktivitas Gunung Bromo pada keadaan normal (level I) atau waspada (level II) dicirikan oleh hembusan asap berwarna putih tipis tekanan lemah mencapai ketinggian 100 - 150 meter di atas bibir kawah.
Sejarah erupsi Gunung Bromo tahun 1994, 1996, 2000, dan 2004 potensi ancaman produk erupsi berupa lontaran lava pijar hanya jatuh di sekitar Kawah Bromo sedangkan penyebaran abu vulkanik bergantung pada arah dan kekuatan angin.
Di lain pihak Kaldera Bromo (lautan pasir) dan Kawah Bromo sangat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini tentu saja akan meningkatkan risiko terjadinya bencana.
"Meski statusnya diturunkan, Bromo tetap dipantau intensif dari Pos Pengamatan Gunung Bromo yang dilaporkan secara daring ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung," kata Surono.
Masyarakat yang tinggal di sekitar Bromo, tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 2 km dari kawah aktif gunung api itu.
Sementara itu, PVMBG juga merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Probolinggo memasang papan-papan peringatan di lautan pasir yang menyatakan batas radius 2 km dari Kawah G. Bromo.
Pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.***3***
Syarif A