Cimahi, 15/11 (ANTARA) - Harga sembilan bahan pokok (sembako) menjelang Idul Adha di Kota Cimahi, Jabar, relatif stabil dengan stok barang yang cukup hingga akhir November 2010.
Sebagian besar harga sembako di beberapa pasar di Kota Cimahi tidak mengalami lonjakan yang tinggi.
Hanya beberapa komponen mengalami kenaikan seperti telur melonjak dari Rp 12.500 kilogram menjadi Rp14 ribu untuk satu kilogram, kata Kepala Seksi Perdagangan dan Perlindungan Konsumen pada Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian (Diskopindagtan) Kota Cimahi kepada wartawan, Senin.
"Untuk harga komoditas sembako lainnya, di antaranya beras, minyak goreng, daging, dan gula putih, tidak mengalami kenaikan harga ," ujar Edhie.
Dia menjelaskan, saat ini harga beras terendah berkisar antara Rp 5.700 hingga Rp6.000 perkilogramnya. Sedangkan harga beras tertinggi Rp7.500/kilogram, minyak goreng curah antara Rp 9.500 hingga Rp9.700/kilogram, sedangkan minyak goreng kemasan Rp12.500.
Selain itu, untuk harga gula pasir, rata-rata para pedagang menjual dengan harga Rp10.500/kilogram. Sedangkan untuk harga daging ayam, masih tetap berada pada kisaran harga Rp24.000/kilogram, daging sapi Rp58.000 untuk satu kilogramnya.
"Kami melakukan pemantauan harga di beberapa pasar di Kota Cimahi, yakni di Pasar Cimindi, Pasar Antri, Pasar Atas Lama, dan Pasar Baros," kata Edhie.
Meski harga sembako sebagian besar tidak mengalami lonjakan harga, beberapa komoditas pelengkap seperti cabe merah, kentang, dan cabe rawit mengalami lonjakan harga. Di Pasar Antri, kentang dijual dengan harga Rp 7.000 yang semula Rp6.000 untuk satu kilogramnya.
Sedangkan untuk cabe merah, para pedagang menjual dengan harga Rp14.000 yang semulanya Rp10.000 untuk satu kilogramnya. Selain itu, lonjakan harga pelengkap lainnya yakni cabe rawit yang dijual Rp 18.000 dari harga semula Rp16.000 perkilogramnya.
Meski lonjakan harga terjadi pada bahan bukan sembako, kondisi tersebut diakui beberapa warga memberi dampak yang cukup berarti. Siti Aminah (48), seorang pedagang ketoprak dan mi bakso di Kelurahan Baros.
Dia mengaku, sebelum harga cabe rawit melonjak, dia mampu membeli sebanyak tiga kilogram. Akan tetapi, setelah harga cabe melonjak naik, dia hanya mampu membeli sebanyak 1,5 kilogram.
"Meskipun cabai rawit bukan termasuk komoditi sembako, tetapi sebagian besar warga memerlukannya, terutama bagi saya sebagai penjual ketoprak dan mie bakso," katanya.***2***
