Cimahi, 12/10 (ANTARA) - Pengrajin alat kesenian Gamelan Cimahi merasa tidak pernah diperhatikan oleh Wali kota Cimahi, kendati sudah mengharumkan nama kota Cimahi hingga ketingkat dunia.
Selama ini ada dua daerah pengrajin Gamelan yang sudah selayaknya mendapatkan perhatian dari pemerintah yakni Kota Cimahi dan Kabupaten Bogor, kata pengrajin Gamelan Abah Omo, M Aji kepada wartawan, Selasa.
Menurut Aji, ketidakpedulian Pemkot Cimahi itu dikhawatirkan akan membuat salah satu aset negeri ini akan musnah.
"Akibat tidak ada perhatian dari Pemdanya, Bogor kini sudah dalam titik kritis. Mereka sudah tidak mampu memproduksi karena keterbatasan berbagai hal. Gamelan Cimahi masih sedikit beruntung karena banyak dikunjungi warga asing. Tapi, anehnya Wali kota Cimahi sendiri belum pernah berkunjung ke sini," kata Aji saat menerima tamu dari luar negeri.
Menurutnya, perhatian yang dimaksud tidak berupa materi tetapi upaya pemerintah untuk melestarikannya yang pada akhirnya bisa menjadi pendapatan untuk Cimahi sendiri.
"Selama ini kami tidak pernah berharap ada bantuan dana. Namun setidaknya tempat ini menjadi wisata bagi siapapun yang masih cinta terhadap budaya dan seni nenek moyang di Indonesia," paparnya.
Dengan berkaca kepada Saung Udjo di Kota Bandung yang sama-sama mengandalkan unsur musik tradisional Sunda dalam usahanya. Ia pun berharap, agar usaha keseniannya itu bisa sebesar itu.
"Saya membayangkan Gamelan Abah Omo ini menjadi industri alat musik dengan konsep usaha sanggar musik, sanggar tari, dan pariwisata. Suatu hari bengkel kesenian ini akan dikunjungi turis-turis asing setiap hari sambil menonton pertunjukan, dan membeli alat musik atau miniatur gamelan untuk oleh-oleh," paparnya.
Selama ini diakuinya, turis yang datang ke tempatnya berasal dari Beijing, Taiwan, Inggris, Amerika Serikat, Italia, Australia dan Malayasia serta turis negara lainnya.
Sebagai perintis Gamelan Sunda Abah Omo mengaku, meski kiprahnya sudah menggema ke seluruh negeri dunia selama puluhan tahun tidak sedikitpun membuatnya berubah menuju kemajuan.
"Kami hanya berjalan sendiri dalam menciptakan home industri, tidak ada dorongan apapun dari pemerintah. Padahal sebenarnya ini menjadi aset wisata untuk para penggemar kesenian di pelusok negeri," ucap Abah Omo.
Sementara itu, Kepala rombongan Internasional School Matt Ashworth, sangat menyangkan nihilnya perhatian dari Pemkot Cimahi untuk pengrajian Gamelan ini.
Meski kerjinan ini sangat jarang di Indonesia tapi pemerintahnya pun malah tidak peduli.
"Gamelan ini, yang saya tahu hanya di Cimahi saja. Saya sudah dua kali kesini untuk melihat sejauhmana perkembangan gamelan, tapi uniknya ini masih tradisional. Pemda harus mendorong kearah yang lebih baik," katanya saat berkunjung ke padepokan seni Gamelan Abah Omo ini.
Ditambahkannya, saat ini sudah ada pergeseran paradigma dimana Gamelan menjadi tidak asing bagi Inggris dan asing bagi Indonesia. "Padahal di negara kami (Inggris), gamelan sudah dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan," katanya.***3***