Garut (ANTARA) - Polisi menyampaikan aksi seseorang melakukan pelemparan batu hingga menyebabkan kerusakan pada kaca masjid di Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, karena masalah keluarga, sehingga masyarakat diimbau tetap tenang tidak terprovokasi dengan insiden ini.
"Ini ada kesalahpahaman di keluarga, karena masjid tersebut asalnya milik pribadi diwakafkan ke masyarakat, kemudian oleh salah satu keluarga diwakafkan lagi," kata Kepala Polsek Karangpawitan Kompol Saepuloh melalui telepon seluler, di Garut, Jumat.
Ia menuturkan perusakan Masjid Al Umam di Jalan Raya Karangpawitan, Garut terjadi Selasa (25/5) malam yang diketahui dilakukan oleh seseorang menggunakan mobil.
Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, termasuk memintai keterangan sejumlah warga setempat untuk bahan penyelidikan lebih lanjut.
"Sampai saat ini masih dalam penyelidikan dan masih tertutup, karena masalah keluarga sebelumnya," kata Saepuloh.
Dia menyampaikan polisi sampai saat ini belum menerima laporan dari pihak yang dirugikan dalam aksi tersebut, meski begitu polisi akan menyelidikinya karena sudah ramai diketahui masyarakat.
Namun informasi yang dihimpun sementara, kata Saepuloh, ada kaitannya dengan masalah keluarga yang berujung melakukan aksi perusakan terhadap masjid.
"Kemungkinan ada salah satu keluarga yang tidak setuju, jadilah percekcokan yang akhirnya terjadi perusakan masjid," katanya lagi.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menanggapi permasalahan yang berujung melakukan perusakan terhadap bangunan masjid.
Polisi, lanjut dia, akan berusaha untuk menuntaskan kasus tersebut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
"Seluruh masyarakat kaum Muslimin wal Muslimat agar tidak dibesar-besarkan masalah perusakan masjid ini," kata Kapolsek.
Dia menambahkan kondisi masjid yang hanya pecah pada bagian kaca, karena lemparan batu sudah diperbaiki lagi, dan masyarakat sudah beraktivitas ibadah seperti biasa lagi.
"Kaca yang dipecahkan kemarin sudah diganti dan sekarang sudah bagus lagi," katanya pula.
Baca juga: MUI sebut vandalisme Mushola Darussalam tidak beradab
Baca juga: MASSA TAK DIKENAL RUSAK MASJID AHMADIYAH
Baca juga: Bupati Bogor kesal, masjid Rp21 miliar baru setahun sudah rusak atapnya