Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil mengatakan pendamping posyandu memiliki tugas penting dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul karena selain memastikan balita mendapatkan gizi dan nutrisi cukup, juga berperan penting dalam mencegah stunting.
"Karena kita akan bertemu di tahun 2045, di mana mereka yang lahir hari ini akan berusia 20-25 tahun. Dan tahun tersebut (2045), Indonesia akan menjadi negara adidaya. Asalkan produktif dan kompetitif anak mudanya," kata Ridwan Kamil atau Kang Emil saat meluncurkan Pendamping Posyandu Juara di Horison Green Forest Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa.
Kang Emil mengatakan bahwa Pendamping Posyandu mempunyai kontribusi besar mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dalam acara tersebut, dilakukan juga Penandatanganan Penyerahan Naskah Perjanjian Hibah Daerah Revitalisasi Posyandu Provinsi Jabar untuk Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi.
Pemda Provinsi Jabar sendiri menyalurkan bantuan keuangan sebesar Rp78,5 miliar untuk operasional 49.509 Posyandu dan operasional Pokja di 5.312 desa. Bantuan keuangan tersebut diberikan untuk menjaga performa Posyandu dalam memberikan layanan dasar kesehatan kepada masyarakat.
Selain itu, Pemda Provinsi Jabar memberikan bantuan keuangan sebesar Rp26,9 miliar untuk membantu operasional 27 Pokjanal (Kelompok Kerja Operasional) Posyandu Kabupaten Kota, 627 operasional Pokjanal Posyandu Kecamatan, 645 Pokja Kelurahan, dan operasional 10.194 Posyandu Kelurahan.
"Hari ini kita mulai sebuah proses yang sudah lengkap yaitu pemberian hibah untuk lebih dari lima ribuan Posyandu se-Jabar, kepada 300.000 Kader Posyandu yang tersebar. Ada hibah Rp78,5 miliar untuk kader dan Rp26,9 miliar untuk kabupaten/kota sebagai pembina Posyandu se-Jabar," ujarnya.
“Saya titipkan bahwa definisi Jabar Juara itu SDM-nya harus memiliki empat nilai. Fisiknya sehat, otaknya cerdas, berakhlakul karimah, dan rajin ibadah,” tambahnya.
Kang Emil juga menuturkan, selain menciptakan SDM yang memiliki fisik yang sehat, Pendamping Posyandu berperan penting dalam menekan angka kasus stunting di Jabar.
“Kedua saya titip stunting Jabar harus minim. Dari 30 persen diawal jabatan, sekarang sudah 26 persen dan terus sampai suatu hari nol stunting,” tuturnya.
Demi menangani stunting di Jabar, kata Kang Emil, manajemen data harus terus diperkuat. Salah satunya dengan melakukan digitalisasi terkait manajemen data. Oleh karena itu, ia berpesan kepada Pendamping Posyandu untuk meningkatkan literasi digital.
“Untuk pengelolaan manajemen data secara digital di Kabupaten Sumedang sudah saya titipkan. Kemudian juga kepada daerah-daerah yang Posyandu-nya belum banyak, itu harus terus ditingkatkan, sehingga akhirnya tidak ada bayi yang lahir di Jabar yang tidak tersentuh oleh program kesehatan,” katanya.
Baca juga: Dosen Vokasi UI ajak kader 29 Posyandu Remaja cegah penularan corona
Baca juga: PKK Kota Bogor giatkan Posyandu keliling monitor kesehatan ibu dan anak
Baca juga: Posyandu Bojongmangu Bekasi masuk nominasi posyandu terbaik tingkat Jabar