Cirebon (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta para lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) agar kembali ke desa masing-masing, untuk memanfaatkan ilmu dan menggali potensinya.
"Jebolan SMK harus kembali ke desa. Di sana banyak potensi, mulai dari pariwisata hingga yang lainnya," kata Uu, saat meluncurkan Program SMK Membangun Desa di SMK 1 Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Kamis.
Wagub mengatakan melalui program SMK Membangun Desa ini, diharapkan pihak sekolah bisa mengarahkan lulusannya agar kembali ke desa masing-masing untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama tiga tahun.
Menurut Uu, 43 persen pengangguran di Jawa Barat merupakan jebolan SMK. Hal tersebut lantaran para lulusan sekolah kejuaraan ini lebih memilih bekerja di kota, dibandingkan dengan kembali ke daerah asalnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kata Uu, khawatir, jika pemikiran bekerja di kota tersebut masih diterapkan akan menimbulkan permasalahan sosial yang lebih luas, karena lapangan pekerjaan akan semakin sulit didapatkan.
"Kepala sekolah harus mampu memberikan pemahaman, bagaimana lulusannya bisa menciptakan lapangan kerja. Sesuai dengan program gubernur, yaitu Desa Juara, di mana kerja di desa, tetapi rezeki kota," tuturnya.
Selain itu Uu juga berpesan kepada pihak sekolah agar meningkatkan kualitas lulusannya, bukan hanya berlomba memperbaiki infrastruktur sekolahnya.
"Saat ini, saya lihat sekolah hanya membanggakan infrastrukturnya, bukan kualitas lulusannya," katanya.
Sementara Bupati Cirebon Imron juga meminta lulusan SMK di wilayah itu untuk bekerja dan membangun daerah asalnya, karena daerah paling timur Jawa Barat itu memiliki segudang potensi.
Belum lagi, kata dia, dengan adanya rencana pengembangan Kawasan Metropolitan Rebana, nantinya akan menyerap jutaan lapangan kerja bagi masyarakat Kabupaten Cirebon.
"Kami minta lulusan SMK harus meningkatkan kemampuan, sehingga memiliki daya saing. Beberapa waktu lalu kami sudah tegaskan, agar perusahaan menyerap tenaga kerja lokal," katanya.