Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diprediksi menguat, seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).
Rupiah dibuka menguat tipis dua poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.409 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.407 per dolar AS.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan berfluktuasi, namun ditutup menguat di rentang Rp14.390 hingga Rp14.430 per dolar AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun pada awal pekan sedikit turun menjadi 1,69 persen dibandingkan akhir pekan lalu 1,74 persen, sehingga diharapkan dapat mendorong minat pelaku pasar kembali masuk.
Tingkat imbal hasil obligasi AS turun seiring pesimisnya data penjualan rumah di Negeri Paman Sam tersebut.
Sementara itu minat pada aset berisiko kembali meningkat setelah redanya kekhawatiran pemecatan Gubernur Bank Sentral Turki Naci Agbal.
Presiden Turki Tayyip Erdogan secara mengejutkan mengganti Naci Agbal yang mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi.
Pada Senin (22/3) lalu rupiah ditutup menguat tipis 1 poin ke posisi Rp14.407 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.408.
Baca juga: Kurs rupiah Selasa pagi melemah tipis 2 poin
Baca juga: Kurs rupiah stabil didorong melemahnya imbal hasil surat utang AS
Baca juga: Kurs rupiah awal pekan melemah dibayangi imbal hasil obligasi AS