Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ditutup naik dipimipin sektor barang baku, sektor properti dan real estat, dan sektor energi.
IHSG ditutup menguat 93,53 poin atau 1,49 persen ke posisi 6.358,21. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 11,64 poin atau 1,24 persen ke posisi 950,83.
Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi di Jakarta, Jumat, mengatakan, investor domestik menopang kenaikan IHSG hari ini.
"Kalau dari sektor penggerak hari ini ditopang oleh sektor komoditas mengikuti kenaikan dari harga komoditas dunia. Katalis lainnya, kebanyakan sudah mulai bargain hunting saham-saham yang kira-kira akan kasih dividen tahun ini," ujar Wafi.
Wafi memproyeksikan pada pekan depan IHSG masih di fase datar atau sideways dengan kisaran cukup terbatas di antara 6.150-6.425.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor meningkat dimana sektor barang baku naik paling tinggi yaitu 3,95 persen, diikuti sektor properti & real estat dan sektor energi masing-masing 3,67 persen dan 2,62 persen. Sedangkan satu sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi sebesar minus 0,48 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau "net foreign buy" sebesar Rp456,59 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.378.885 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,55 miliar lembar saham senilai Rp13,85 triliun. Sebanyak 311 saham naik, 179 saham menurun, dan 157 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 506,19 poin atau 1,73 persen ke 29.717,83, indeks Hang Seng turun 645,89 poin atau 2,2 persen ke 28.739,72, dan indeks Straits Times terkoreksi 10,5 atau 0,34 persen poin ke 3.095,51.
Baca juga: IHSG BEI akhir pekan diperkirakan menguat ikuti kenaikan bursa AS
Baca juga: IHSG Jumat pagi dibuka menguat 52,2 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup menguat seiring meredanya kekhawatiran yield obligasi AS