Cianjur (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cianjur, Jawa Barat, mencatat hingga saat ini, tingkat okupansi selama dua pekan terakhir, belum menunjukkan peningkatan yang cukup signifkan, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan angka kunjungan seperti mengurus sertifikasi CHSE.
Ketua PHRI Cianjur, Nano Indra Praja saat dihubungi Selasa, mengatakan sertifikat CHSE (Clean, Health, Safety and Environment) atau kebersihan, kesehatan, Keamanan dan Kelestarian lingkungan, wajib diurus pengelola dan pemilik jasa wisata, sebagai jaminan untuk wisatawan.
"Sertifaksi CHSE ini segera dimiliki seluruh hotel di Cianjur, sebagai upaya memberikan jaminan hotel yang akan dikunjungi wisatawan sudah bersertifikat dengan harapan angka kunjungan akan kembali meningkat," katanya.
Hingga pekan kedua setelah dicabutnya sistem ganjil genap di wilayah Bogor, ungkap dia, tidak berpengaruh besar terhadap angka kunjungan yang masih bertahan di 20 persen pada hari biasa dan 30 persen pada libur akhir pekan, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan tingkat kunjungan.
"Kami juga berharap ada kelonggaran dari pemerintah daerah karena selama pandemi berbagai pembatasan yang diberlakukan berdampak sekali terhadap tingkat kunjungin terlebih setelah diterapkanya wajib membawa surat keterangan bebas COVID-19 antigen," katanya.
Pihaknya berharap dengan dimulainya vaksinasi secara massal di seleruh Indonesia, dapat berpengaruh terhadap angka kunjungan wisatawan yang dapat kembali datang untuk menghabiskan liburnya di wilayah Cianjur yang selama pandemi angka tersebut terun bebas.
Sementara masih sepinya tingkat kunjungan ke wilayah Cianjur, membuat sebagian besar pengelola hotel kembali menerapkan sistem kerja setengah bulan untuk pengawainya, dimana dari total pegawai dibagi dua dan hanya masuk setengah bulan kerja secara bergantian.
"Bahkan sudah banyak karyawan hotel yang di PHK, namun di perusahaan kami, masih diberlakukan sistem setengah bulan kerja karena tingkat kunjungan masih sepi. Perusahaan kesulitan untuk menutupi operasional setiap minggunya," kata pengelola Zury Hotel Iwan Boim.
Baca juga: Pelaku usaha wisata di Cianjur apresiasi sistem ganjil genap di Bogor dihentikan
Baca juga: 1.033 hotel dan restoran tutup permanen karena COVID-19