New York (ANTARA) - Harga minyak naik lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah jatuh ke level terendah dua minggu sehari sebelumnnya, didorong ekspektasi bahwa produsen OPEC+ mungkin memutuskan untuk tidak meningkatkan produksi ketika mereka bertemu minggu ini dan penurunan besar dalam persediaan bahan bakar AS.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei terangkat 1,37 dolar AS atau 2,2 persen, menjadi menetap di 64,07 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April bertambah 1,53 dolar AS atau 2,6 persen, menjadi ditutup di 61,28 dolar AS per barel.
Harga minyak melonjak setelah Reuters, mengutip tiga sumber, melaporkan bahwa kelompok OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi dari Maret hingga April daripada meningkatkan produksi.
Grup tersebut sebelumnya secara luas diperkirakan akan memangkas pengurangan produksi pada Kamis.
Sementara itu stok bensin AS turun minggu lalu dengan rekor terbesar dan produksi penyulingan jatuh ke rekor terendah setelah pembekuan mendalam di Texas yang menutup produksi.
Persediaan bensin turun menjadi 243,5 juta barel, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, sementara stok distilat mencatat penurunan terbesar sejak 2003 menjadi 143 juta barel.
"Itu adalah badai raksasa," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho, tentang cuaca beku di Texas. "Itu mematikan setiap kilang di sejumlah tempat penyulingan, pada dasarnya, itu penting dan itu membekukan produksi."
Persediaan minyak mentah naik 21,6 juta barel, rekor terbesar, menjadi 484,6 juta barel, kata EIA. Penggunaan kapasitas penyulingan turun menjadi hanya 56 persen dari kapasitas secara keseluruhan, terendah yang pernah tercatat, saat penggunaan kapasitas penyulingan Pesisir Teluk AS turun menjadi 40,9 persen, terendah yang pernah ada.
Menteri Perminyakan Kuwait Mohammad al-Fares mengatakan pasar didukung oleh optimisme atas vaksinasi.
Juga positif untuk harga minyak, Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan memiliki cukup vaksin COVID-19 untuk setiap orang dewasa Amerika pada akhir Mei setelah Merck & Co setuju untuk membuat vaksin saingan Johnson & Johnson.
Biden berharap Amerika Serikat akan "kembali normal" pada tahun depan dan berpotensi lebih cepat.
"Pasar minyak menunggu dengan napas tertahan untuk mendengar keputusan apa yang diambil oleh OPEC dan sekutunya (OPEC +) pada pertemuan (virtual) mereka besok," kata Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan pada Rabu (3/3/2021).
"Konsensusnya adalah bahwa produksi akan ditingkatkan secara bertahap sebesar 500.000 barel per hari, dan bahwa pemotongan tambahan sukarela Arab Saudi akan ditarik, yang berarti bahwa produksi akan naik sekitar 1,5 juta barel per hari mulai April," katanya.
Baca juga: Minyak jatuh ke terendah 2 pekan, OPEC+ akan kurangi batasan pasokan
Baca juga: Harga minyak jatuh tertekan kekhawatiran permintaan China dan pasokan OPEC
Baca juga: Minyak naik didorong kemajuan RUU stimulus AS yang besar