Purwakarta, 18/6 (ANTARA) - Pelaku industri percetakan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengeluhkan kenaikan tarif dasar listrik yang rencananya akan ditetapkan pemerintah pada 1 Juli 2010, karena hal itu akan menyulitkan perkembangan usaha percetakan.
"Jelas kami keberatan jika terjadi kenaikan TDL (tarif dasar listrik), karena harus menambah biaya produksi yang tidak sedikit. Usaha juga akan sulit berkembang kalau biaya produksinya tinggi," kata salah seorang pemilik percetakan di Purwakarta, Nurdin, Jumat.
Dikatakannya, biaya produksi akan meningkat, karena secara umum usaha percetakannya banyak dikendalikan dengan listrik. Dengan demikian, secara otomatis kenaikan TDL itu nantinya bisa berdampak terhadap harga jual produksinya.
Ia mengaku saat ini atau sebelum terjadi kenaikan TDL, dirinya harus membayar tagihan listrik antara Rp2-3 juta per bulan. Karena itu, ia menegaskan kalau kenaikan TDL nantinya akan memberatkan usaha percetakannya.
Saat ini, katanya, harga bahan baku untuk percetakan sudah mengalami kenaikan seperti harga kertas dan tinta. Kenaikan TDL dikhawatirkan bisa memicu naiknya kembali harga bahan baku percetakan.
Ia berharap, pemerintah bisa meninjau ulang rencana kenaikan TDL yang dinilai cukup memberatkan. Apalagi, PLN hingga saat ini masih belum memberikan pelayanan yang memuaskan. Hal itu ditandai dengan adanya pemadaman listrik tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.
"Pemadaman listrik yang dilakukan secara sepihak, tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu itu sangat mengganggu. Apalagi jika kami sedang melakukan pekerjaan atau menyelesaikan order," katanya.
Ali Khumaini
INDUSTRI PERCETAKAN PURWAKARTA KELUHKAN KENAIKAN TDL
Senin, 28 Juni 2010 11:41 WIB