Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi, Jawa Barat menyatakan klaster keluarga menjadi penyumbang tertinggi kasus penambahan COVID-19 di Kota Sukabumi, Jawa Barat.
"Kasus baru warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini mayoritas berasal dari klaster keluarga," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Handriana di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, dari hasil tracing ternyata kebanyakan dari pasien baru pengidap COVID-19 akibat kontak erat dari satu keluarga ke keluarga yang lain. Sehingga, ditemukan beberapa kasus ada satu keluarga yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus mematikan ini.
Selain itu, ada juga warga yang tertular dari daerah lain dan saat pulang menularkan ke anggota keluarganya yang lain dan baru mengetahui tertular COVID-19 setelah dilakukan pemeriksaan.
Kebanyakan pasien COVID-19 asal Kota Sukabumi tidak mengalami gejala. Maka dari itu, warga harus selalu waspada karena siapapun bisa tertular virus ini, salah satunya masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan setiap harinya.
Saat beraktivitas khususnya di luar rumah 3M harus benar-benar diterapkan yakni memakai masker yang benar, menjaga jarak atau menjauhi kerumunan dan mencuci tangan dengan sabun sebelum maupun sesudah beraktivitas.
"Ingat, jangan sepelekan keberadaan COVID-19 dan virus ini memang nyata adanya dengan dibuktikan sudah puluhan ribu warga Indonesia khususnya Kota Sukabumi mencapai 70 pasien yang meninggal dunia akibat mengidap COVID-19. Jangan baru menyesal setelah tertular, karena taruhannya adalah nyawa," ujarnya.
Wahyu mengatakan data terbaru perkembangan kasus COVID-19 di Kota Sukabumi pada Selasa, (19/1) kasus baru bertambah sebanyak 35 orang, sehingga total warga yang terkonfirmasi positif hingga saat ini mencapai 2.462 jiwa.
Dari jumlah tersebut sebanyak 1.959 pasien atau 79,6 persen sudah dinyatakan sembuh, 433 pasien masih menjalani isolasi dan 70 pasien (2,8 persen) meninggal dunia. Mayoritas pasien aktif di Kota Sukabumi menjalani isolasi mandiri.*
Baca juga: Bencana pergerakan tanah di Ciherang Sukabumi meluas, ratusan warga mengungsi
Baca juga: Lebih dari 4.500 warga Sukabumi terinfeksi COVID-19