Ciawi, Bogor (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan bahwa satu dari 100 wisatawan di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, reaktif setelah menjalani tes cepat atau rapid test antigen yang digelar secara random.
"Di Puncak ada dua titik (lokasi), di Ciawi satu titik dari 100 cuma satu (reaktif), di sini (Simpang Gadog) praktis tidak ada," ungkapnya saat meninjau penerapan protokol kesehatan dan lokasi rapid test massal di Pos Polisi Gadog, Ciawi, Bogor, Kamis.
Tak hanya Bogor, ia mengaku telah keliling ke beberapa titik pelaksanaan rapid test massal wisatawan dalam rangka liburan natal dan tahun baru.
"Di Terminal Kampung Rambutan ada sembilan orang yang kita tes, tidak ada yang positif. Di titik rest area tol ke arah timur ada 80 orang, hanya tiga orang yang positif," ujar Budi.
Menurutnya, minimnya temuan wisatawan yang reaktif COVID-19 saat pelaksanaan rapid test secara acak menandakan masyarakat telah mawas diri untuk tidak bepergian ketika sedang bergejala.
"Artinya, masyarakat sudah menyadari kalau ada gejala-gejala yang tidak enak, maka mereka juga tidak pergi. Saya apresiasi itu," tuturnya.
Ia berpesan kepada petugas Kepolisian dan Dinas Perhubungan agar terus melakukan rapid test antigen secara acak selama liburan Natal dan tahun baru.
"Saya minta tolong kepada Pak Polisi, Kadishub untuk melakukan rapid antigen secara acak secara intensif. Apabila ada yang ditemui ternyata positif, kita dengan segala kerendahan hati bilang," kata Budi.
Baca juga: Wisatawan ke Kota Bogor harus tunjukkan hasil tes antigen yang negatif
Baca juga: Pemkab Indramayu wajibkan wisatawan tunjukkan hasil negatif tes antigen
Baca juga: Wisatawan ke Cianjur wajib tunjukkan surat bebas COVID-19 antigen