Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyusun perbaikan sistem distribusi dokter umum dan dokter spesialis supaya ketersediaannya merata di seluruh daerah.
“Saya mengharapkan agar IDI dapat memikirkan bagaimana dapat memperbaiki distribusi dokter umum di tingkat fasilitas kesehatan tingkat pertama, Puskesmas,” kata dia, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II IDI secara daring dari Jakarta, Jumat.
Puskesmas merupakan garda terdepan perawatan dan penanganan kesehatan masyarakat, suatu tinggalan yang digagas pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan diwujudnyatakan secara luas pada masa pemerintahan Orde Baru, yang masih berjalan baik sampai sekarang.
Belajar dari pengalaman penanganan pandemi Covid-19, kata dia, tantangan di sektor kesehatan yang dialami Indonesia saat ini ialah memperbaiki kualitas Puskesmas di daerah-daerah.
“Tantangan ke depan adalah membangun layanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang tangguh, sebagai garda terdepan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat di wilayahnya,” tegasnya.
Sementara terkait ketersediaan dokter spesialis di daerah, dia menyayangkan banyaknya dokter spesialis yang enggan ditempatkan ke daerah setelah menyelesaikan pendidikannya.
“Saya mengetahui bahwa biaya untuk menjadi dokter spesialis tidaklah murah. Sehingga setelah lulus dokter spesialis akan memilih untuk bekerja di kota besar,” katanya.
Apabila fenomenda itu terus dibiarkan, maka Indonesia akan semakin tertinggal dengan negara lain karena capaian indikator kesehatan akan sulit terkejar.
Oleh karena itu, dia meminta IDI dapat membantu pemerintah mencari solusi, supaya ketersediaan dokter spesialis di daerah-daerah dapat mencukupi.
“Saya mengharapkan agar IDI dapat ikut membantu dalam memperbaiki distribusi dokter spesialis di rumah sakit, terutama untuk rumah sakit di luar Pulau Jawa,” ujarnya.
Baca juga: Mitigasi IDI catat 363 tenaga medis wafat akibat terinfeksi COVID-19
Baca juga: Jumlah tenaga medis gugur akibat COVID-19 bertambah
Baca juga: IDI yakini vaksinasi bisa hentikan penularan COVID-19 di Indonesia