Jenewa (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (2/12) mengatakan telah menerima data vaksin COVID-19 dari perusahaan Pfizer dan BioNTech dan kini sedang meninjaunya untuk "kemungkinan daftar penggunaan darurat" (EUL).
EUL merupakan patokan bagi negara-negara untuk mengesahkan penggunaan nasional.
Merujuk pada regulator Inggris, Badan Regulasi Obat dan Kesehatan (MHRA), pihaknya melalui pernyataan mengatakan kepada Reuters: "WHO bersama dengan MHRA juga sedang membahas kemungkinan mengakses sejumlah informasi dari penilaian mereka, yang dapat mempercepat daftar penggunaan darurat WHO."
Inggris pada Rabu merestui vaksin COVID-19 Pfizer, melangkahi Amerika Serikat dan Eropa untuk menjadi negara Barat pertama yang secara resmi mendukung vaksin, yang katanya akan menjangkau orang-orang yang paling rentan awal pekan depan.
Pakar kedaruratan terkemuka WHO, Mike Ryan, menyambut baik kabar tersebut, menambahkan: "Kita tidak boleh berhenti, kita membutuhkan lebih dari 3-4 vaksin.
"Kita harus menggenjot produksi, kita harus menurunkan harga," katanya melalui acara media sosial. "Kita memerlukan vaksin satu dosis."
Sumber: Reuters
Baca juga: Vaksinolog minta masyarakat tidak perlu ragu divaksin
Baca juga: Vaksinolog sebut manfaat vaksinasi lebih banyak dibanding efek sampingnya
Baca juga: Pemerintah bebaskan pajak impor pengadaan vaksin corona