Jakarta (ANTARA) - IPB University menyiapkan ribuan agripreneur atau pengusaha pertanian melalui Program CEO School yang akan memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pengusaha muda.
Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan pengembangan usaha pertanian berbasis perdesaan memiliki prospek sangat baik bahkan pada saat pandemi karena hanya sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,15 persen secara tahunan.
“Melalui pendampingan oleh mahasiswa IPB University, BUMDES dapat terus memainkan peran strategis sebagai penggerak ekonomi desa selama dan pasca pandemi COVID-19,” terang Arif.
Sesuai dengan tujuan IPB University 2019-2024, kominten untuk menghasilkan lulusan techno-sociopreneur unggul terus digenjot. Technopreneur dapat berarti mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta inovasi untuk pengembangan bisnis. Sementara, sociopreneur dapat diartikan sebagai upaya diseminasi iptek dan inovasi dalam pendampingan usaha masyarakat, petani, dan nelayan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB University melaksanakan kegiatan CEO School yang diikuti sekitar 1000 peserta yang terdiri dari mahasiswa IPB University, alumni muda dan perwakilan dari pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Jawa Barat.
Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB University Dr Alim Setiawan Slamet mengatakan kegiatan CEO School akan dilaksanakan selama empat hari mulai tanggal 28 November sampai dengan 1 Desember 2020.
Secara umum, materi yang diberikan dalam kegiatan CEO School mencakup Future Practice Business for CEO, Mindset and Skillset for CEO, Agrotech and Innovation for CEO dan CEO for BUMDES. Pemateri berasal dari akademisi IPB University, praktisi dan unsur pemerintah seperti Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Provinsi Jawa Barat.
“Para peserta terpilih akan ditempatkan di enam Kabupaten dan 53 desa yang menjadi binaan IPB University dan Astra International. Nantinya, mereka inilah yang akan mendampingi BUMDES dalam menjalankan bisnisnya melalui Program One Village One CEO,” jelas Dr Alim.
Arif Satria menambahkan bahwa CEO School tahun 2021 akan menjadi rangkaian pelaksanaan bentuk kegiatan pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pelaksanaan ini akan terintegrasi antara magang, proyek di desa, penelitian dan wirausaha.
Dengan demikian, diharapkan dapat menjadi model kolaborasi antara mahasiswa dan alumni IPB University dengan para pemuda desa dalam mengembangkan dan meningkatkan nilai tambah ekonomi desa.
“Selain menjadi CEO atau pendamping BUMDES, para peserta terpilih dapat melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T), magang, penelitian atau melakukan proyek techno-sociopreneurship di desa-desa yang menjadi lokasi pendampingan, serta penulisan tugas akhir sekaligus.
IPB University akan mengupayakan dana program bagi mahasiswa dan memfasilitasi dosen pembimbing penggerak yang akan mengikuti program MBKM untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan di desa-desa,” tambah Prof Arif Satria.
Rektor IPB University berharap bahwa kegiatan CEO School yang dilaksanakan oleh IPB University dapat direplikasi oleh berbagai pihak. Sehingga dapat dicetak para techno-sociopreneur unggul yang dapat berperan aktif dalam memajukan perekonomian, khususnya di pedesaan.
Baca juga: IPB konsisten sebagai kampus informatif selama tiga tahun
Baca juga: Pakar IPB sebut jeroan ikan banyak mengandung protein dan lemak tak jenuh
Baca juga: IPB dan AFSA hidupkan gerakan mahasiswa kehutanan ASEAN via Kongres AFSA