Bandung, 10/3 (ANTARA) - Pemerintah dipastikan akan mengambil alih pembangunan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) sepanjang sekitar 50 kilometer, menyusul sedikitnya minat investor untuk menanamkan modalnya dalam pembangunan jalan tol itu.
"Minat investor sangat minim, sehingga pemerintah berinisiatif untuk membangunnya. Setelah pembangunannya selesai, baru ditawarkan ke investor untuk pengelolaannya," kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak di sela Kolokium Puslitbang Sumber Daya Air di Bandung, Rabu.
Ia menyebutkan pembiayaannya dari APBN dan pinjaman dari luar negeri. Sedangkan pembebasan lahannya ditangani Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sementara itu, menurut dia, beberapa pihak asing menyatakan kesiapannya untuk memberikan pinjaman bagi pembiayaan pembangunan jalan tol yang kemudian akan mengakses ke Bandara Internasional Jawa Barat, yang akan dibangun di Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Hermanto mengakui memang ada kekhawatiran investor terhadap kemungkinan sepinya pengguna jalan tol itu. Namun, pihaknya optimistis jalur tersebut bisa hidup apabila disinergikan dengan Bandara Kertajati, dan kemudian disinergikan dengan Tol Trans Jawa.
"Jika pembebasan lahan sudah tuntas minimal 51 persen, pemerintah akan memulai pembangunannya," katanya.
Menurut dia, biaya pembangunan jalan tol tersebut sekitar Rp50 miliar per kilometer.
Meski demikian, kata Dardak, belum diketahui berapa seluruh biaya yang diperlukan untuk membangun jalan tol itu, karena saat ini masih dihitung oleh tim dari Kementerian PU.
"Tol Cisumdawu ditargetkan selesai dalam lima tahun ke depan, kemudian akan disinergikan dengan Tol Intra Urban Bandung," katanya.
Sedangkan terkait pembebasan tanah untuk pembangunan Tol Trans Jawa, menurut dia saat ini sudah dilakukan, namun terkendala di sejumlah wilayah.
Ia berharap undang-undang tentang pengadaan tanah untuk kepentingan publik segera terbit pada 2010, sehingga proses pembangunan infrastruktur tidak banyak terganjal masalah pembebasan tanah.
Program pembangunan Jalan Tol Trans Jawa sendiri, menurut Hermanto Dardak ditargetkan seledai pada 2014.
Syarif Abdullah