Chicago (ANTARA) - Harga emas naik pada akhir perdagangan Selasa, dan nilai tukar dolar AS melemah saat kekhawatiran atas gelombang kedua dalam kasus virus corona.
Sementara investor menahan diri dari membuat pertaruhan besar menjelang pemilihan presiden AS pekan depan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 6,2 dolar AS atau 0,33 persen menjadi ditutup pada 1.911,9 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya (26/10/2020), emas berjangka naik tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.905,70 dolar AS, setelah sedikit menguat 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.905,20 dolar AS pada Jumat (23/10/2020), dan turun tajam 24,9 dolar AS atau 1,29 persen menjadi 1.904,60 dolar AS pada Kamis (22/10/2020).
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, tergelincir 0,2 persen membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Emas terjebak dalam kisaran yang ketat dan mungkin tidak akan ada terlalu banyak aktivitas sebelum pemilihan AS," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS.
Namun, masyarakat masih membawa bias bullish pada emas karena kekhawatiran virus corona, perlambatan ekonomi global, dan langkah-langkah stimulus, yang mendorong investor untuk menambah emas ke dalam portofolio mereka, tambahnya.
Amerika Serikat, Rusia, Prancis, dan banyak negara lain mencatat rekor infeksi virus corona, memaksa beberapa negara memberlakukan pembatasan baru.
Sementara itu, negosiasi atas paket bantuan AS yang baru masih belum jelas dengan Ketua DPR Nancy Pelosi mengungkapkan harapan bahwa kesepakatan dapat dicapai sebelum pemilihan presiden 3 November.
Penantang dari Demokrat Joe Biden memimpin atas Presiden Donald Trump dalam jajak pendapat nasional tetapi persaingan jauh lebih ketat di negara bagian yang menentukan untuk hasil pemilihan.
"Prospek emas akan tetap sangat bullish jika Hari Pemilihan memberikan gelombang biru yang menandakan stimulus besar-besaran pada bantuan virus corona dan pengeluaran infrastruktur," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dalam sebuah catatan.
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah melonjak 26 persen tahun ini di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pandemi.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 15 sen atau 0,61 persen menjadi ditutup pada 24,57 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 9,4 dolar AS atau 1,07 persen menjadi menetap pada 886,8 dolar AS per ounce.