Cirebon (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mendata terdapat 136 ribu ton stok garam rakyat yang masih menumpuk dan belum laku dijual karena harga rendah.
"Stok garam rakyat yang masih belum laku terdapat 136 ribu ton," kata Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Yanto di Cirebon, Senin.
Dia mengatakan stok garam rakyat yang masih menumpuk tersebut merupakan produksi tahun 2019, di mana para petani masih menimbun hasilnya.
Penimbunan tersebut kata Yanto, dikarenakan harga garam rakyat sampai saat ini masih rendah, di mana per kilogram rata-rata dihargai hanya Rp300 saja.
"Penumpukan garam rakyat ini, karena harga jual yang sangat rendah," tuturnya.
Sementara untuk produksi tahun 2020, garam rakyat Cirebon menurun drastis, di mana hingga bulan September tercatat baru 2 ribu ton saja.
Padahal jika dibandingkan tahun sebelumnya, pada periode sama produksi garam rakyat bisa mencapai puluhan ribu ton.
"Tahun ini juga karena kemarau basah, sehingga membuat petani sulit memproduksi garam. Selain itu harga juga berpengaruh," ujarnya.
Petani garam rakyat Cirebon Ismail Marzuki mengatakan garam petani memang masih banyak yang belum laku, karena harganya terlalu rendah, sehingga mereka lebih menumpuk hasil produksinya.
"Stok garam tahun lalu dan dua tahun sebelumnya juga masih ada, karena harganya sangat murah," katanya.
Baca juga: Produksi garam rakyat Cirebon turun drastis
Baca juga: Garam rakyat di Cirebon produksi 2018-2019 tidak terjual
Baca juga: Garam asal Cirebon dihargai hanya Rp300 per kilogram