Cirebon (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyatakan perubahan iklim menyebabkan produksi garam rakyat di daerah itu terganggu, bahkan dalam tiga tahun produksi tidak lebih dari 2.000 ton per tahun.
"Produksi garam terganggu, karena kondisi alam tidak menentu. Dan pada tahun ini menurut BMKG terjadi kemarau basah serta banjir rob," kata Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Tangkap DKPP Kabupaten Cirebon Moh. Jamaludin di Cirebon, Selasa.
Baca juga: 15 industri serap 1,05 juta ton garam lokal termasuk dari Jabar
Menurutnya produksi garam rakyat di Kabupaten Cirebon ketika kondisi normal bisa mencapai 136 ribu ton, dan itu terjadi pada tahun 2019 lalu.
Namun, dalam tiga tahun ini kata Jamal, kondisi iklim berubah drastis, seperti banjir rob, dan kemarau basah, sehingga mengganggu produksi garam rakyat di Kabupaten Cirebon.
Jamal menambahkan luas lahan produksi garam rakyat di Kabupaten Cirebon sebanyak 1.557 hektare dari potensi lahan yang ada 3.140 hektare.