Garut, 22/1 (ANTARA) - Taman Satwa Cikembulan di kecamatan Kadungora kabupaten Garut, Jawa Barat, segera mendatangkan koleksi baru berupa sepasang beruang madu dan sepasang primata jenis lutung serta seekor siamang betina.
Seluruhnya dari pusat penampungan satwa (PPS) Cikamaya Sukabumi dan kini sedang disiapkan sarana kandangnya masing-masing, termasuk kandang siamang betina yang akan disatukan dengan siamang jantan, yang selama ini menghuni taman satwa tersebut, kata Manager Taman Satwa Cikembulan, Rudi Arifin, SE, Jumat.
Taman satwa di desa Cikebulan, 15 kilometer arah barat dari pusat kota Garut tersebut, memiliki sekurangnya 40 jenis satwa langka yang dilindungi, yang ditempatkan pada areal seluas 2,5 hektare dilengkapi taman bermain anak-anak serta sarana hiburan pendidikan lainnya.
Sepasang harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) yang telah dikoleksinya, setiap hari dipasok 8 kg daging sapi segar dari swalayan berharga Rp74 ribu setiap kilogram, selain itu diperlukan 7 kg daging berkualitas serupa bagi satwa-satwa lainnya.
Sepasang harimau yang didatangkan dari Pematang Siantar Sumatera Utara tersebut, selama ini telah melakukan kawin lebih dari sepuluh kali, sehingga diharapkan bisa berhasil beranak pinak pada taman satwa ini, katanya.
Seekor buaya betina juga sejak sepekan telah bertelur, yang setiap hari selalu dijaga ketat induknya, kemudian induknya baru berenang setiap menjelang pukul 15.00 WIB, ungkap Rudi Arifin.
Sarana wisata konservasi ini, menyerap lebih dari 60 tenaga kerja lokal setempat yang sejak awal Januari 2010 hingga Jumat ini dikunjungi 15.000 lebih wisatawan, dari Bandung, Garut, Bekasi, Jakarta, Tasikmalaya serta kabupaten lainnya di provinsi Jawa Barat.
Sedangkan kendalanya, berupa akses ruas jalan kabupaten sepanjang 7 km menuju taman satwa itu, selain masih mengalami kerusakan juga relatif sempit bahkan becek akibat sarat tergenang air setiap diguyur hujan, ungkapnya.
Itulah sebabnya, pengelola taman wisata masih belum mempromosikan potensinya secara besar-besaran, karena khawatir pengunjung serta wisatawan mancanegara kecewa dengan kondisi ruas jalan wisatanya, meski pihak pengelola telah mulai membayar retribusi untuk menopang pendapatan asli daerah (PAD).
Padahal lokasinya satu lintasan dengan obyek wisata unggulan situ (danau) Cangkuang di wilayah kecamatan Leles, yang memiliki ikon satu-satunya candi hindu di provinsi Jawa Barat, terdapat di tengah pulau situ Cangkuang tersebut.
John D Hidayat
(U.PK-HT/B/Y003/Y003) 22-01-2010 16:36:08