Indramayu, 7/1(ANTAR) - Nelayan tradisional Indramayu, Jawa Barat, tidak berani melaut akibat cuaca buruk.
Menurut Manajer Tempat Pelelangan Ikan Glayem, Kecamatan Juntiyuat, Dedy Aryanto, Kamis, sejumlah nelayan yang berada di daerahnya terpaksa berhenti melaut karena cuaca laut Jawa tidak mendukung kegiatan mereka.
"Nelayan tradisional yang menggunakan perahu ukuran kecil khawatir, kalau memaksakan melaut mereka bisa dihantam gelombang," katanya.
Ia mengatakan, karena hal itu, kini produksi ikan turun, namun dapat ditutup oleh nelayan yang menggunakan alat tangkap "bundes" dan "krakad", yang kawasan kerjanya di pinggir laut. "Mereka memaksakan berangkat melaut, meskipun resiko celaka dihantan gelombang," katanya.
Sementara itu, Waryono, nelayan setempat yang sedang memperbaiki jaring, mengaku, dalam situasi cuaca buruk ini ia tepaksa berhenti melaut untuk menunggu gelombang normal kembali, karena berangkat melaut juga tidak konsentrasi saat menangkap ikan.
"Nelayan berhenti melaut bila situasi cuaca buruk, apalagi harga ikan murah, sedang harga BBM mahal. Selain kendala tersebut kami pasti berangkat melaut," katanya.
Menurut dia, pada musim hujan seperti saat ini, ikan cukup melimpah, terutama cumi-cumi. "Ikan yang lain ada, namun cumi-cumi tersebut lebih dominan," katanya.
Harga cumi-cumi saat ini masih tetap bertahan di kisaran Rp18.000,0 hingga Rp23.000,00 per kilogram.