Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis berpotensi menguat, namun dibayangi sentimen Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan diberlakukan kembali oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Senin (14/9) mendatang.
Rupiah pagi ini dibuka menguat 31 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.768 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.799 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, mengatakan, dolar AS mendapatkan tekanan semalam karena optimisme pasar terhadap pandangan ekonomi Eropa yang akan disampaikan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) malam ini.
"Nilai tukar regional termasuk rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS dengan kondisi dolar AS tersebut," ujar Ariston.
Selain itu aset berisiko seperti indeks saham juga terlihat positif pagi ini. Indeks saham AS berbalik menguat semalam, setelah mengalami kejatuhan yang dalam sehari sebelumnya, yang memberikan sentimen positif ke indeks saham Asia pagi ini.
Namun demikian, lanjut Ariston, pasar juga masih mewaspadai isu hubungan AS dan China yang memanas dan penghentian sementara pengujian vaksin AstraZeneca tahap 3.
"Kedua isu ini bisa menekan pergerakan aset berisiko kembali. Sementara dari dalam negeri, isu pemberlakuan PSBB juga bisa menjadi penekan untuk rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp14.700 per dolar AS hingga Rp14.850 per dolar AS.
Pada Rabu (7/9) lalu rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,23 persen menjadi Rp14.799 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.765 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 31 poin menjadi Rp14.768 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah diperkirakan terkoreksi seiring memanasnya hubungan AS-China
Baca juga: Kurs rupiah ditutup melemah dipengaruhi meningkatnya tensi AS-China