Bandung (ANTARA) - Laporan perkembangan uji tuntas (due diligence) atas rencana penggabungan/pengambilalihan usaha Bank Banten menjadi salah satu dari tiga topik utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) di Kota Bandung, Selasa (1/9).
RUPSLB Bank BJB tersebut juga menjadi momentum untuk mendorong pertumbuhan kredit di segmen komersial dan UMKM karena pada acara tersebut dilakukan pengangkatan Direktur Komersial dan UMKM Bank BJB.
"Dengan telah lengkapnya jajaran direksi maka ini menjadi momentum untuk mendorong pertumbuhan kredit Perseroan dengan lebih optimal, utamanya di segmen komersial dan UMKM, dengan tingkat risiko yang terkelola dengan baik," kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB Widi Hartoto.
RUPSLB Bank BJB ini diselenggarakan sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dan dihadiri oleh para pemegang saham dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Terdapat tiga poin utama yang dibahas dalam kesempatan ini, yakni perubahan anggaran dasar perseroan, pengangkatan Direktur Komersial dan UMKM, serta laporan perkembangan uji tuntas (due diligence) atas rencana penggabungan/pengambilalihan usaha Bank Banten.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku. Kemudian dalam RUPSLB tersebut juga Perseroan mengangkat Nancy Adistyasari untuk mengisi jabatan sebagai Direktur Komersial dan UMKM.
Sosok Nancy terbilang familiar di industri perbankan nasional, telah berkarir sejak lama sebagai bankir di Bank Mandiri, dengan jabatan terakhir Senior Vice President Commercial Banking Bank Mandiri.
Mengenai proses uji tuntas terkait rencana penggabungan/pengambalihan usaha Bank Banten, disampaikan dalam RUPSLB tersebut bahwa saat ini prosesnya masih belum selesai.
Disampaikan juga bahwa seluruh proses uji tuntas tersebut senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan mengutamakan kepentingan seluruh stakeholders.
Widi mengatakan dalam rangka berkontribusi dan berpartisipasi untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, Bank BJB senantiasa berupaya mengoptimalkan penyaluran kredit terutama kredit produktif di segmen komersial dan UMKM sehingga roda perekonomian dapat kembali berputar, dengan penerapan protokol kesehatan yang memadai.
Menurut dia situasi pandemi COVID-19 telah sedemikian rupa memberikan dampak terhadap perekonomian nasional.
Namun, Bank BJB dapat merespon kondisi tersebut dengan baik yang tercermin dari kinerja Perseroan yang mampu mencatatkan pertumbuhan kredit 9,8 persen y-o-y menjadi Rp85,8 triliun.
Laba bersih perseroan sendiri pada semester satu tahun 2020 tercatat sebesar Rp808 miliar.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat minta kepala daerah manfaatkan program pinjaman BJB
Baca juga: Pengamat: Merger Bank BJB-Bank Banten jangan tergesa-gesa
Baca juga: Bank Banten mungkin saja diarahkan masuk ke BJB Syariah