Bandung, 24/11 (ANTARA) - Meski baru beroperasi selama tiga bulan, KA Priangan Ekspres (Primeks) tidak bisa "diselamatkan" dari rencana likuidasi jadwal perjalanan KA yang dilakukan oleh Manajemen PT Kereta Api (PTKA) Indonesia dengan alasan jalur tersebut kurang prospektif.
Manajemen PTKA tak bergeming meski Badan Koordinator Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah IV Priangan dan tiga kabupaten/ kota di kawasan itu mengajukan keberatan atas rencana penghentian operasional KA yang baru diluncurkan pada 12 Agustus 2009 itu dengan alasan okupansinya rendah dan tak beranjak dari 20-30 persen.
"Okupansi KA Priangan Ekspres tidak bisa naik dari 20-30 persen, sehingga bila tidak dihentikan perjalanannya potensial mengakibatkan kerugian bagi PTKA," kata Vice Presiden Communication PTKA, Adhi Suryatmini di Bandung, Senin.
Selain KA bisnis yang melayani jalur Kota Banjar - Bandung - Pasar Senen (Jakarta) itu, PTKA juga melikuidasi dua jadwal perjalanan KA lainnya yakni KA Cantik Surabaya - Malang dan KA Malang Ekspres Surabaya - Malang.
Menurut Adhi, penghentian operasional ketiga KA tersebut terpaksa dilakukan oleh PTKA untuk menghindari kerugian yang lebih besar bagi PTKA. Meski demikian, ia mengakui beberapa pihak meminta agar KA itu tetap dioperasikan.
"KA Priangan Ekspres terpaksa dihentikan, namun bila pasarnya bagus tidak menutup kemungkinan bisa dioperasikan lagi," kata Adhi Suryatmini.
Rencana penghentian KA Primeks mendapat penilaian beragam dari berbagai kalangan di Jabar. Bahkan beberapa diantaranya menilai kebijakan Direksi PTKA sebagai keputusan aneh dan dianggap terburu-buru.
"KA Primeks kan baru tiga bulan beroperasi, kalau sudah diputuskan merugi, saya kita penilaiannya agak prematur. Apalagi upaya promosinya belum dilakukan secara optimal," kata Wakil Ketua Bidang Pariwisata, Perhubungan dan Telematika Kadin Jawa Barat, Yachya Machmoed.
Padahal, kata Yachya potensi pasar KA Priangan Ekspres itu cukup besar. Namun diakuinya perlu waktu untuk bisa mengalihkan pasar konsumen ke angkutan KA.
Untuk bisnis transportasi, umumnya baru dievaluasi dan diputuskan untuk penghentian operasional jika sudah dilakukan operasi selama setahun. Hal itupun biasanya setelah dilakukan setelah melakulkan berbagai upaya promosi.
"Terus terang penghentian Primeks ini membuat kami heran, pasalnya sebelum operasi kan sudah dilakukan study terlebih dahulu untuk mengetahui potensi pasarnya. Artinya sosialisasi belum dilakukan secara optimal, sehingga masih ada peluang untuk bila sektor itu dioptimalkan," katanya.
Sementara itu Kepala Badan Koordinator Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah IV Priangan, Tubagus Hisni mengharapkan KA Priangan Ekspres tetap dioperasikan. Ia mengaku sudah melakukan konsolidasi dengan Kota Banjar dan Tasikmalaya serta Kabupaten Tasikmalaya untuk mencari upaya meningkatkan okupansi KA itu.
Salah satunya dengan paket perjakanan wisata edukasi untuk SMP dan SMA di wilayah Priangan. Pihaknya sudah melakukan ujicoba pada 14 November 2009 lalu yang diikuti oleh 176 siswa ke kawasan wisata PLTA Geothermal Kamojang.
"Kami sudah dua kali menyurati Direksi PTKA untuk membatalkan penghentikan KA Primeks, namun hingga kini belum ada jawaban," kata Hisni.
Rute Baru
Bila masyarakat Priangan Jawa Barat kehilangan KA yang menjadi 'ikon' daerah mereka, lain halnya dengan masyarakat Kediri dan Jombang yang bisa menyambut kehadiran KA baru yang melayani penumpang di kota itu untuk tujuan ke Jakarta.
Mulai 5 Desember 2009 mendatang, PTKA akan mengoperasikan KA Senja Kediri dengan rute Kediri - Pasar Senen Jakarta dengan rangkaian kereta Bisnis. KA itu berangkat dari Kediri pada pukul 17.00 WIB.
Sementara itu KA Bangun Karta rute Jombang - Gambir (Jakarta) yang sebelumnya terdiri dari rangkaian bisnis dan eksekutif, mulai 5 Desember 2009 mendatang seluruhnya berkelas eksekutif.
Selain itu PTKA juga mengoperasikan KA Barang "One Night Service" Surabaya - Jakarta yang melayani kiriman semalam sampai ke kota tujuan.***2***
Syarif Abdullah
(U.S033/B/Y003/Y003) 23-11-2009 18:59:43
