Bandung (ANTARA) - BUMD milik Pemprov Jawa Barat (Jabar) yakni Jasa Sarana terus menggenjot atau mendorong kiprah anak perusahaan dari PT Jasa Medivest yakni PT Jabar Laju Transindo (JLT) untuk menjadi pelopor dalam bisnis jasa transportasi limbah bahan berbahaya dan beracun atau B3 dan kegiatan pendukung lainnya.
Selaku anak perusahaan dari PT Jasa Medivest, PT Jabar Laju Transindo berfokus dalam bisnis pengelolaan limbah B3 Medis, khususnya pengangkutan limbah medis infeksius sesuai pada regulasi yang berlaku.
Direktur PT Jabar Laju Transindo Ayi Mohamad Sudrajat, Senin, mengatakan pada situasi pandemi COVID-19, pihaknya terus berupaya untuk dapat meminimalisir risiko penyebaran COVID-19 di Provinsi Jawa Barat.
"Kami optimalkan kontribusi positif dengan mengangkut limbah B3 medis secara tepat waktu. Tentunya, dengan tetap memperhatikan standar protokol kesehatan yang berlaku bagi petugas operasional," kata Ayi.
Utuk sementara ini, JLT telah memiliki tujuh kendaraan operasional yang telah mendapatkan rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), telah mengantongi izin angkut B3 dari Kementerian Perhubungan dan didukung sertifikasi kompetensi driver.
Untuk ke depan, fokus pengembangan bisnis PT Jabar Laju Transindo adalah pengangkutan limbah B3 medis dan B3 umum yang berintegrasi dengan jasa pengolahan limbah B3 yang sesuai regulasi dan bersifat ramah lingkungan tentunya.
Selain mendorong kiprah JLT, PT Jasa Sarana juga menggenjot kiprah PT Jasa Medivest sebagai pemusnah limbah bahan berbahaya dan beracun atau B3 medis yang paling andal.
Tangani limbah COVID-19
Pemprov Jawa Barat melalui PT Jasa Medivest, mulai April 2020, meningkatkan kapasitas penanganan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) infeksius dari 12 ton per hari menjadi 24 ton per hari untuk antisipasi lonjakan limbah medis.
PT Jasa Medivest atau Jamed merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jasa Sarana yang fokus dalam pengelolaan limbah medis, berlokasi di kawasan Dawuan, Kabupaten Karawang.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Bandung, Jumat, menuturkan, Jamed yang mempunyai fasilitas canggih pengelolaan limbah medis dapat menjadi solusi bagi penanggulangan limbah COVID-19 untuk provinsi lainnya.
“Dalam situasi pandemi COVID-19 berdampak pada peningkatan limbah medis. Jasa Medivest dapat mendukung manajemen penanggulangan mulai dari hulu sampai hilir. Kapasitas pengelolaan telah ditingkatkan. Bagi provinsi lain yang meminta bantuan limbahnya untuk diolah dapat dibantu di sini,” kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil beberapa waktu lalu.
Adapun limbah medis merupakan segala jenis sampah yang mengandung bahan infeksius (atau bahan yang berpotensi infeksius), berasal dari fasilitas kesehatan seperti tempat praktik dokter, rumah sakit, praktik gigi, laboratorium, fasilitas penelitian medis, serta klinik hewan.
Baca juga: Anak perusahaan BUMD PT Jasa Sarana dapat pendanaan Rp185 miliar dari ILB
Baca juga: Ranhill Holdings Berhad-PT Jasa Sarana teken kesepakatan awal untuk garap proyek strategis di Jabar
Baca juga: Pemprov Jabar minta PT Jasa Sarana pertajam rencana bisnis