Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), rebound dari penurunan dua hari sebelumnya, ketika kekhawatiran atas wabah baru virus corona di China mengabaikan lonjakan Wall Street, yang didorong rekor kenaikan penjualan ritel AS dan optimisme terhadap obat COVID-19.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 9,3 dolar AS atau 0,54 persen, menjadi ditutup pada 1.736,50 dolar AS per ounce. Pada Senin (15/6/2020), emas berjangka turun 10,1 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 1.727,2 dolar AS per ounce
Emas berjangka juga melemah 2,5 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.737,30 dolar AS per ounce pada Jumat (12/6/2020), setelah terangkat 19,1 dolar AS atau 1,11 persen menjadi 1.739,8 dolar AS per ounce pada perdagangan Kamis (11/6/2020).
Mengangkat kekhawatiran atas pandemi, Pemerintah Kota Beijing menaikkan tingkat tanggap darurat COVID-19 menjadi II dari III, menurut media pemerintah. Ada lebih dari 100 kasus baru yang dikonfirmasi dalam beberapa hari terakhir.
"Emas naik setelah Beijing tiba-tiba memperketat tindakan, dengan sekolah-sekolah ditutup dan orang-orang disarankan untuk tidak meninggalkan kota kecuali diperlukan," kata Alex Turro, ahli strategi pasar di RJO Futures.
Emas mengalami sedikit penurunan sebelumnya, yang didorong oleh lonjakan Wall Street setelah data menunjukkan penjualan ritel AS naik 17,7 persen pada bulan lalu, kenaikan terbesar dalam catatan.
Baca juga: Harga emas Antam menurun jadi Rp898.000/gram
Ekuitas juga mendapat dukungan dari data yang menunjukkan penurunan angka kematian COVID-19 dalam uji coba obat steroid generik.
"Setiap kali harga (emas) turun, tampaknya investor melihatnya sebagai peluang membeli," kata kepala analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa dalam sebuah catatan.
Fundamental emas kuat, mengingat lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian pandemi, kata Bob Haberkorn dari RJO Futures.
Sementara itu, bank sentral Jepang (Bank of Japan) mengatakan pihaknya diperkirakan akan memompa sekitar 110 triliun yen (1 triliun dolar AS) ke dalam perekonomian.
Baca juga: Pakar sanksikan salmon pembawa COVID-19 di Pasar Xinfadi China
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi peluang kerugian memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil (non-yield).
Para investor juga terus mengawasi meningkatnya ketegangan secara global, ketika pasukan India dan China bentrok di perbatasan yang disengketakan mereka, sementara Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang didirikan di kota perbatasan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 25,3 sen atau 1,45 persen menjadi ditutup pada 17,622 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 22,2 dolar AS atau 2,7 persen menjadi menetap pada 843,9 dolar AS per ounce.
Baca juga: Beijing konfirmasi 36 kasus baru COVID-19 terkait klaster Pasar Xinfadi
Harga emas naik 9,3 dolar dipicu kekhawatiran wabah baru COVID-19 di China
Rabu, 17 Juni 2020 8:16 WIB