Jakarta (ANTARA) - Dokter Cut Aigia Wulan Safitri menyampaikan beberapa kiat agar masyarakat bisa dengan aman masuk ke dalam rumah tanpa membawa virus SARS-COV-2 ke dalamnya di tengah pandemi COVID-19.
"Jadi kalau dari luar rumah, sebaiknya mencuci tangan dahulu," kata dr Cut Aigia dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Minggu.
Setelah mencuci tangan dengan sabun, masyarakat diimbau untuk membersihkan barang-barang yang digunakan di luar dengan disinfektan agar virus yang kemungkinan telah menempel pada permukaan barang-barang tersebut lumpuh dan mati.
Didasarkan pada beberapa artikel yang telah disampaikan banyak peneliti tentang durasi waktu virus bertahan di permukaan, benda, ia menyampaikan kembali bahwa virus SARS-COV-2 dapat menempel di permukaan benda berbahan plastik selama 3-5 hari.
Sementara pada permukaan logam atau tembaga, virus tersebut bisa bertahan selama 4-8 jam dan pada karet atau kertas selama sekitar 1 hari.
"Bahkan ada yang bilang 4 hari juga. Kalau karet, menurut yang saya baca, itu sekitar 3 hari. Jadi hampir sama seperti plastik juga," katanya.
Kemudian, setelah membersihkan barang-barang tersebut, masyarakat diimbau untuk melepas dan memasukkan pakaian yang telah mereka pakai ke tempat cucian dan segera mandi untuk sepenuhnya membersihkan tubuh dari kemungkinan paparan virus tersebut.
Bagi warga masyarakat yang tidak berhijab saat keluar rumah, mereka juga diimbau untuk mengeramas rambut karena rambut juga dapat terpapar virus berbahaya itu.
Sementara itu, dr Sheila Taly Salsabila mengatakan selain perlunya membersihkan tubuh dan barang-barang setelah beraktivitas di luar rumah, masyarakat juga disarankan untuk tetap menerapkan pola hidup sehat dan menutrisi tubuh dengan asupan makanan yang bergizi seimbang.
Kemudian, ia juga mendorong masyarakat untuk tetap produktif di dalam rumah bersama dengan anggota keluarga tercinta.
"Kita bisa melakukan hal-hal baru bersama anak-anak kita. Mengajarkan anak menggambar dan lain sebagainya. Intinya kualitas bersama keluarga jadi lebih besar," demikian dr Cut Aigia.
Baca juga: Gugus Tugas sebut 44 persen kabupaten/kota berisiko rendah-aman COVID-19