Bandung (ANTARA) - Bank Indonesia Jawa Barat (Jabar) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat program Kampung Inflasi dalam bentuk urban farming, yaitu pemanfaatan lahan terbatas di Kota Bandung, khususnya daerah perkotaan untuk pertanian konvensional yang dikonversi menjadi lahan pertanian produktif hijau sehingga dapat memberikan manfaat ekonomis kepada masyarakat.
"Konsep urban farming yang kami kontribusikan untuk dikembangkan adalah konsep ekosistem terpadu antara sistem budidaya ikan air tawar dengan konsep aquaponic sederhana yaitu Budi Daya Ikan dalam Ember atau Budikdamber berupa ikan lele yang terintegrasi dengan sistem produksi sayuran yaitu kangkung," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat Herawanto, di Bandung, Selasa.
Pandemi Covid-19 telah berdampak pada perekonomian Jawa Barat, termasuk Kota Bandung.
Dari sisi inflasi, Jawa Barat pada Mei 2020 mencatat deflasi sebesar 0,11 persen (mtm), atau 2,93 persen (yoy).
Baca juga: Wagub siap wujudkan Jawa Barat daerah penyangga pangan nasional
Sementara Kota Bandung mencatat deflasi sebesar 0,25 persen (mtm), atau 2,50 persen (yoy).
Walaupun tercatat deflasi, namun persoalan inflasi ini perlu disikapi dengan langkah-langkah yang berkelanjutan sehingga daya beli masyarakat yang turun sebagai dampak dari pandemi ini dapat diimbangi dengan ketersediaan pangan yang memadai bagi masyarakat.
Sejalan dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi melalui strategi yang berkesinambungan dan tersinergi dengan baik, serta sebagai bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), maka BI Jawa Barat bekerja sama dengan Pemkot Bandung terus memperkuat program Kampung Inflasi dalam bentuk urban farming.
Herawanto mengatakan selain masyarakat dapat memenuhi kebutuhan protein dan nabati secara mandiri, dalam skala yang lebih besar, aktivitas urban farming ini dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan guna menopang konsumsi dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo ajak petani Subang manfaatkan KUR
Hal ini, kata dia, tentunya juga sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Bandung menciptakan kemandirian keluarga dalam kegiatan ekonomi masyarakat, khususnya pada penerapan tatanan "new normal".
Selain itu, sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap kondisi daya beli masyarakat yang masih tertahan, pada hari ini Bank Indonesia Jawa Barat memberikan bantuan berupa 500 (lima ratus) paket sembako untuk mendukung program jaring pengaman sosial yang dilakukan Pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Kota Bandung.
Adapun untuk mendukung geliat perekonomian di tengah penerapan protokol kesehatan di era “new normal”, Bank Indonesia Jawa Barat juga menyampaikan bantuan berupa 500 (lima ratus) paket Alat Pelindung Diri (APD).
Dengan bantuan APD ini, lanjut Herawanto, diharapkan aktivitas ekonomi masyarakat dapat tetap bergerak tanpa mengabaikan protokol kesehatan guna pencegahan penularan COVID-19.
Baca juga: DPR RI minta Kementan perhatikan nasib buruh tani
Penyerahan bantuan dilakukan di Pendopo Wali Kota Bandung, dan diterima langsung oleh Walikota Bandung sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Bandung, Bp H. Oded Muhammad Danial.
Selanjutnya, melalui penguatan Kampung Inflasi dalam kerangka program urban farming, dan pemberian paket bantuan sosial Bank Indonesia ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya mempercepat pemulihan ekonomi yang terdampak COVID-19, dan sejalan dengan upaya kita bersama untuk terus mengendalikan virus COVID-19 namun dengan tetap menumbuhkan perekonomian masyarakat.
“Kill the virus, but not the economy," ujarnya.
Baca juga: Mentan kunjungi Karawang, pastikan upaya jaga pasokan pangan
Kolaborasi BI Jabar-Pemkot Bandung perkuat Kampung Inflasi dengan "urban farming"
Selasa, 9 Juni 2020 13:05 WIB