Karawang (ANTARA) - Kementerian Pertanian terus berupaya menjaga pasokan pangan dalam masa pandemi COVID-19 dan mengantisipasi ancaman krisis pangan dunia.
"Kementan menyiapkan langkah strategis melalui gerakan percepatan tanam, diversifikasi pangan lokal, pengembangan rawa, dan penyediaan cadangan beras," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di sela kunjungannya ke Karawang, Jawa Barat, Sabtu.
Menurut dia, sektor pertanian menjadi hal yang sangat penting untuk diurus negara agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
"Kita butuh kebersamaan untuk melakukan keberpihakan agar pertanian bisa berjalan dengan akselerasi yang cepat," katanya.
Terkait dengan ancaman kekeringan dan krisis pangan yang disampaikan Food Agriculture Organization (FAO), Syahrul menegaskan hal tersebut perlu segera direspons sebagai bentuk antisipasi.
Ia mengaku hadir di Karawang untuk memastikan daerah ini sebagai jantung pangan di Jawa Barat mampu menjawab tantangan tersebut.
"Sekali lagi, kita lakukan percepatan tanam, gerakan pangan alternatif, dan siapkan lumbung pangan. Kami sediakan fasilitasi bagi yang punya komitmen kuat," kata dia.
Percepatan tanam padi itu sebenarnya sudah dilakukan sejak awal bulan ini. Jajaran di Kementan langsung turun ke lapangan memastikan semua wilayah satu suara melakukan percepatan tanam.
Pada MT II target tanam seluas 5,6 juta hektare. Dari situ pada Juli sampai Desember akan ada 12,5-15 juta ton beras. Luas panen Januari-Juni 5,83 juta hektare dengan produksi 29,31 juta ton. Untuk stok beras akhir Juni diperkirakan masih aman, sebanyak 6,84 juta ton.
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan kehadiran Mentan diyakini memberi dampak positif bagi masyarakat.
"Satu pesan penting saya masyarakat petani tolong jangan menjual sawah, pangan ini penting," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi yang hadir dalam kegiatan itu menyampaikan bahwa Kementan mampu mengambil peran utama dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
Menurut dia, ada empat poin penting yang menjadi perhatian serius di bidang pertanian, yakni perbaikan jaringan irigasi harus menjadi fokus utama, penyediaan alsintan bagi buruh tani, perlunya stimulus permodalan bagi petani untuk tanam serta pembagian bantuan alsintan disesuaikan dengan kapasitas penerimanya.
Sementara itu Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dalam kesempatan tersebut mendukung sepenuhnya apa yang menjadi program pemerintah pusat. Karawang adalah salah satu penyangga produksi padi di Tanah Air dan terus melakukan upaya percepatan tanam.
Tahun 2019 panen di Kabupaten Karawang mencapai 185.807 hektare dengan produktivitas 6,02 ton/hektare. Target tanam Mei 2020 seluas 18.124 hektare dan target Juni 2020 seluas 16.881 hektare.
Baca juga: Mentan sebut momen bangun pertanian di tengah pandemi corona
Di tempat sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi berharap Karawang memiliki andil yang cukup besar untuk menambah sumbangan produksi padi. Dukungan Kementan tentunya diberikan untuk Karawang melalui bantuan sarana produksi maupun alsintan. Khusus untuk tanaman pangan sendiri bantuan mulai dari benih, budidaya padi, sampai alsintan pascapanen
"Ini saatnya setiap wilayah membuktikan komitmennya. Komitmen untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat, maka dari itu gerakan percepatan tanam menjadi yang utama," kata dia.
Pada kesempatan itu, Kementan menyalurkan bantuan kepada kelompok tani secara simbolis berupa alsintan traktor roda dua, traktor roda 4, pompa air combine harvester, serta power threser.
Bantuan lainnya yang disalurkan ialah benih kelapa genjah, benih padi inpari, KUR mikro senilai Rp 25 juta, dan KUR kostraling senilai Rp500 juta.
Baca juga: Dinas Pertanian Karawang minta petani laksanakan percepatan tanam
Baca juga: Karawang mohon bantuan benih dan pupuk ke Kementan menyusul sawah banjir