Bogor (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara mengakui data penerima bantuan sosial (bansos) khususnya untuk tahap pertama masih tumpang tindih dan belum sempurna.
“Kami sadar bahwa tahap pertama ini masih saja ada kekurangan dan masih ada data yang sedikit tumpang tindih, di tahap kedua insyaa Allah koordinasi lebih baik lagi bisa diatasi dengan baik,” kata Mensos Juliari setelah mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau penyaluran bantuan sosial tunai di Kantor Pos Kota Bogor, Rabu.
Baca juga: KPK ingatkan tiga pemda di Jawa Barat perbarui data warga penerima bansos
Ia mengatakan akibat pandemi COVID-19 dan semua yang dilakukan pemerintah diakuinya masih jauh dari kesempurnaan.
Namun pihaknya berupaya untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah (Pemda) dalam rangka penguatan data penerima bansos.
“Apa yang sudah pemerintah lakukan melalui bantuan sosial tunai atau BST dan bansos sembako juga untuk wilayah Jabodetabek tentu masih jauh dari kesempurnaan, kami juga terus meng-update data dari pemda juga,” katanya.
Pemda bekerjasama dengan Kemensos untuk mengkomunikasikan agar apabila ada warga-warga terdampak yang perlu dibantu tapi belum mendapat di tahap pertama dapat dimasukkan ke tahap kedua.
Baca juga: HMS minta sekecil apapun kesalahan data bansos COVID-19 harus dihindari
“Kami juga pasti akan mengakomodasi. Jadi sebenarnya data semua sudah masuk tapi kembali lagi kita yakin bahwa data ini belum 100 persen sempurna,” katanya.
Oleh karena itu pihaknya selalu membuka diri kepada Pemda untuk melakukan penyempurnaan data.
“Ini bahkan ada beberapa kabupaten/kota yang sudah mengirim data tapi minta dikembalikan lagi karena ada data-data yang belum masuk. Ada beberapa, cukup banyak juga yang minta tarik kembali karena ada warga terdampak belum masuk, jadi proses semakin berjalan akan lebih kami sempurnakan,” katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi minta data penerima bantuan sosial dibuka cegah kecurigaan