Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor merealisasikan program reduksi konversi terhadap angkutan kota (angkot) dengan usia melampaui batas usia operasional 20 tahun atau lebih untuk diremajakan dari dua armada tua menjadi satu angkot baru.
Kegiatan reduksi konversi angkot tua, yakni diambil bagian mesin dan bagian penting lainnya, secara simbolis dipimpin langsung oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, di Kota Bogor, Minggu.
Pada kegiatan tersebut, Bima Arya didampingi oleh Wakil Wali Kota Dedie A Rachim, Kepala Dinas Perhubungan Eko Prabowo, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Hanafi, serta para pihak terkait lainnya.
Wali Kota Bogor dan Wakil Wali Kota Bogor secara simbolis mengukur dan memotong bodi angkot dengan menggunakan mesin pemotong, untuk mengambil mesin dan bagian penting lainnya. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan las dan alat pemotong gerinda.
Sebuah angkot yang dipotong dan dibesituakan, yakni sudah melampaui batas waktu operasional dan dinilai sudah tidak layak jalan. Bahkan, ada angkot yang sudah beroperasi selama 30 tahun.
Kegiatan pemotongan dan menjadikan besi tua di Balai Kota Bogor, Minggu, ini ada sebanyak 10 angkot tua, dari seluruhnya sebanyak 69 angkot yang sudah terdaftar dalam program konversi angkot 2:1.
Wali Kota Bogor Bima Arya pada kesempatan tersebut mengatakan, sebelum melakukan kegiatan konversi dirinya ngobrol dengan seorang sopir angkot trayek 07.
"Saya mendengar keluhan dari sopir angkot bahwa tentangan saat ini makin berat. Di satu sisi usia angkot semakin tua dan kondisinya semakin tidak fit dan di sisi lain, banyak moda transportasi baru seperti ojek daring, sehingga penghasilannya terus menurun," katanya.
Menurut Bima Arya, situasi seperti ini, tidak bisa dibiarkan begitu saja, tapi harus ada pola baru yang disepakati bersama untuk memberikan manfaat bagi semua.
"Manfaat itu, pemasukan bagi sopir aman, penumpang nyaman, pemilik atau badan hukum juga diuntungkan, plus kemacetan bisa berkurang. Goal-nya untuk Pemerintah Kota Bogor adalah mengatasi kemacetan," katanya.
Kesepakatan yang disepakati oleh Dinas Perhubungan dengan sopir angkot adalah, reduksi konversi 2:1. Artinya, dua unit angkot tua dibesituakan dan diganti dengan satu unit angkot baru.
"Berdasarkan data di Dinas Perhubungan, ada 1.270 angkot di pusat Kota Bogor yang sudah berusia 20 tahun atau lebih," katanya.
Menurut Bima, selama beberapa bulan ke depan hingga akhir tahun, akan dilaksanakan reduksi konversi 2:1 secara bertahap, sehingga angkot di pusat kota akan berkurang sampai 635 unit.
Baca juga: Kota Bogor berlakukan lagi "car free day" di Jalan Sudirman
Baca juga: Target 10 juta kunjungan wisatawan, Kabupaten Bogor promosi pariwisata di Bali
Kota Bogor realisasikan program konversi angkot tua
Minggu, 1 Maret 2020 22:47 WIB