Beijing (ANTARA) - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang Wuhan mengimbau masyarakat Indonesia tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak benar dan tidak akurat terkait keberadaan mereka di kota yang saat ini sedang ditutup total aksesnya untuk menghindari meluasnya penyebaran virus corona jenis baru.
"Kalau rekan-rekan media ingin mengetahui kondisi terkini dapat menghubungi narahubung di Wuhan dan mengonfirmasi kebenaran berita demi menghindari informasi yang kurang akurat terkait kondisi Wuhan saat ini," kata Ketua PPIT Wuhan Nur Musyafak dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Beijing, Senin malam.
Dalam pernyataan tertulisnya itu tertera nomor-nomor narahubung PPIT Wuhan di Whatsapp +6282238831045 dan +6282386487066.
Ada juga nomor hotline PWNI-BHI Kementerian Luar Negeri Indonesia +6281290070027, KBRI Beijing (+8613811284504, +8613146453974, +8613552235327), dan KJRI Shanghai (+8613564406540).
PPIT Wuhan sudah mendata seluruh mahasiswa dan warga negara Indonesia yang sedang berada di Provinsi Hubei hingga Senin pukul 14.00 waktu setempat (13.00 WIB) sebanyak 244 orang.
Mereka tersebar di Wuhan, Xianning, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, dan Enshi.
"Kami melalui ketua ranting sudah menjalin komunikasi dengan seluruh mahasiswa dan WNI bahwa mereka dalam keadaan sehat dan tidak ada yang terjangkit virus corona serta dalam pantauan kampus dan ketua ranting masing-masing," ujar Musyafak.
PPIT Wuhan, ketua ranting, KBRI Beijing, dan PWNI-BHI Kementerian Luar Negeri RI sebelumnya melakukan rapat koordinasi melalui fasilitas telekonferensi untuk membahas perkembangan mengenai kemungkinan penarikan mereka dari lokasi saat ini.
Terkait pemenuhan kebutuhan logistik, KBRI Beijing mengirimkan dana melalui WechatPay ke akun ketua ranting masing-masing.
Kota Wuhan yang merupakan episentrum wabah yang disebabkan oleh 2019-nCoV ditutup total sejak Kamis (23/1) pukul 10.00 waktu setempat diikuti 13 kota lain di Provinsi Hubei.
Hingga Senin sore sebanyak 2.823 orang terjangkit 2019-nCoV dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 81 orang. Penduduk Wuhan sendiri saat ini berjumlah 11 juta jiwa.
Pemerintah China mengerahkan ratusan personel kesehatan dari berbagai wilayah untuk membantu penanganan wabah tersebut serta mempercepat pembangunan rumah sakit lapangan di Wuhan agar bisa digunakan pada 2 Februari 2020.
"Kami berterima kasih sudah ada yang mau menanyakan kabar situasi Wuhan bersama penghuninya, tapi jangan sampai ada berita dan isi yang berbeda dari beberapa media yang hanya ingin meningkatkan jumlah pembaca saja yang bikin kita sedih," kata Yuliannova Lestari Chaniago, mahasiswi Central China Normal University (CCNU) Wuhan di akun Instagramnya.
Baca juga: RSHS Bandung imbau masyarakat tidak panik tanggapi virus Corona
Baca juga: RSUD Cianjur siapkan ruang isolasi dan tim khusus tangani pasien virus corona