Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, terus berupaya mendorong generasi muda untuk memiliki minat usaha bertani agar tidak kehilangan generasi penerus dalam mengembangkan potensi pertanian sekaligus menjaga kebutuhan pangan masyarakat.
"Sekarang pertanian di Garut ini menghadapi ancaman kehilangan generasi penerus, karena pertanian dianggap tidak menarik," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Minggu.
Ia menuturkan, Pemkab Garut berupaya membangkitkan semangat anak muda dalam menciptakan generasi baru petani yang andal mengembangkan berbagai jenis produk pertanian.
Selama ini, lanjut dia, generasi muda tidak tertarik terjun ke usaha pertanian karena berbagai alasan, salah satunya lama menunggu hasil panen untuk mendapatkan keuntungan dari usaha bertani.
"Sekarang kami upayakan membuat bibit unggul, misalkan sekarang jeruk di tahun kedua sudah berbuah, masih memiliki prospek untuk kita," katanya.
Ia menyampaikan, Dinas Pertanian Garut saat ini sudah melakukan upaya menyiapkan bibit unggul agar bisa ditanam di lahan terbatas dan hasil panennya memuaskan.
Menurut dia, bibit yang unggul akan menghasilkan panen yang baik, bahkan masa panennya akan lebih cepat sehingga petani bisa secepatnya mendapatkan untung dari bertani.
"Misalkan sekarang ada bibit unggul seperti alpukat yang semula bisa berbuah lima tahunan, sekarang dua tahun sudah bisa," katanya.
Lahan yang dibutuhkan juga tidak terlalu jauh antara satu tanaman dengan tanaman lainnya sehingga bisa menanam dan memanen lebih banyak.
"Kemarin saya ke China ternyata dengan bibit unggul lahan yang awalnya jarak tanam 4 meter ke 4 meter, sekarang bisa 2 meter ke 2 meter," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut siapkan 100 ton bibit padi untuk lahan terdampak puso
Baca juga: Garut ekspor kopi ke China dan Taiwan