Bandung (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat menyatakan cita rasa kopi asal Jawa Barat (Jabar) telah diakui oleh pasar internasional, namun selama ini dunia masih belum mengetahui jika kopi berkualitas bagus itu berasal dari Jawa Barat.
"(Dunia internasional atau pasar internasional) mereka mengakui bila kopi dari Jabar memiliki kualitas cukup tinggi. Sehingga kami mendorong agar produk kopi ini, memiliki jejaring dan menggarap pasar dunia," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat M Arifin Soendjayana pada acara pembukaan West Java Specialty Coffee Festival (WJSCF) 2019 di Kota Bandung, Jumat.
Arifin mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mendorong industri kopi supaya meluaskan jaringan kemudian bisa menyasar pangsa pasar dunia menggunakan brand kopi Jawa Barat.
Pihaknya mengakui, peluang kopi Jawa Barat yang akrab disebut Java Preanger telah mendunia dan cita rasa kopi asal Jabar telah diakui di pasar internasional.
Menurut dia, kopi Jawa Barat telah menyumbang volume ekspor kopi Indonesia ke mancanegara tapi belum memiliki data pasti volume kopi Jabar yang masuk pasar ekspor.
Dia mengatakan mayoritas ekspor kopi dari Jawa Barat pada produk berkualitas tinggi.
Oleh karena itu dengan digelarnya eacara WJSCF pada 1-2 November 2019 diharapkan bisa menjadi media untuk mempertemukan pengusaha kopi Jawa Barat dengan pasar internasional.
Pada acara tersebut, kata Arifin pihaknya menggandeng Specialty Coffee Association of Indonesia dan Asean Coffee Federation (ACF).
"Acara ini menjadi ajang kolaborasi antar pengusaha kopi, khususnya yang specialty. Perwakilan dari Singapura dan Malaysia hadir di sini. Harapannya, jejaring pengusaha kopi di Jabar bisa ke tingkat internasional," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kopi Indonesia Anton Apriyantono menambahkan secara kualitas kopi Jawa Barat telah memiliki reputasi di mata dunia tapi seiring upaya meningkatkan pasar, produktivitas kopi Jawa Barat harus ditingkatkan.
"Menurut saya acara seperti ini upaya bagus untuk kembalikan dan kembangkan kopi Jawa Barat dan kami mendukung upaya ini. Apalagi di Jawa barat ada pengusaha eksportir, kita bisa kolaborasikan itu," kata Anton.
Menurut Anton dari sekitar 600.000 hingga 700.000 produksi kopi nasional, sekitar 60 persen telah masuk pasar ekspor dengan komposisi produksi kopi robusta hampir 70 persen.
Acara West Java Specialty Coffee Festival 2019 meliputi rangkaian pameran, konferensi, kompetisi, dan lelang terkait kopi, hingga hiburan musik. Yaitu West Java Specialty Coffee Exhibition, Indonesia Specialty Coffee Conference, West Java Coffee Championship, Indonesia Micro-lots Specialty Coffee Auction by SCAI, Coffee Business Matching, dan Live Music.
Acara juga akan diramaikan dengan kompetisi Cup Tasters Championship and Latte Art Championship dengan dewan juri Irma Purnama, Okky Triana, Ovie Kurniawan, dan Viki Rahardja.
Baca juga: 12 investor Malaysia dan Singapura kunjungi kebun kopi di Pangalengan
Baca juga: Fine robusta miliki harga jual kopi jauh lebih mahal dibanding robusta biasa