Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo mengingatkan masyarakat dan pemerintah agar waspada terhadap peran media sosial serta mesin pencari dalam mengumpulkan data dan memata-matai perilaku penggunanya.
"Semakin aktif kita dengan penggunaan internet dan gawai, semakin banyak perilaku kita dimata-matai platform itu. Ini jadi perhatian baru dibalik platform ada fungsi mata-mata," tutur Agus Sudibyo usai peluncuran bukunya berjudul "Jagat Digital, Pembebasan dan Penguasaan" di Jakarta, Selasa.
Ia menekankan di balik media sosial dan mesin pencari yang dapat diakses secara bebas dan gratis, layanan itu mesti dibarter dengan data pribadi pengguna internet.
Agus Sudibyo mencontohkan dalam buku setebal 465 halaman itu, Google memiliki data perilaku pengguna internet melalui olah algoritme yang kompleks untuk menghasilkan prediksi perilaku pengguna internet.
Kemampuan menyajikan data salah satunya untuk iklan digital yang efektif dan efisien itu merupakan keunggulan mesin pencari serta media sosial dibanding media konvensional.
Dengan penggunaan data itu, iklan tidak lagi harus menyentuh seluas mungkin masyarakat, melainkan hanya perlu menyasar kelompok potensial yang akan membeli produk.
Yang lebih serius dari hal itu, menurut Agus Sudibyo, mesin pencari dan media sosial memberikan kesempatan kepada pengiklan untuk memasuki arus kegiatan sehari-hari dan kehidupan personal.
Adanya masalah yang berkembang bersamaan dengan transformasi digital itu, disebutnya memerlukan langkah pemerintah, DPR, komunitas media serta masyarakat agar Indonesia dapat mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari transformasi digital.
Baca juga: Media sosial kini jadi wadah berdiplomasi secara digital
Baca juga: Rini Soemarno: Pegawai BUMN agar bijak gunakan media sosial