Padang (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggalang donasi untuk membantu Widodo (12), bocah yang semangat belajar namun terpaksa berhenti sekolah karena menderita iktiosis lamelar.
Kelainan itu menyebabkan kulit Widodo menjadi kering hingga bersisik dan sering mengalami luka. Saat ini dia kesulitan melihat karena penyakit sudah menjalar ke bagian mata.
"Kami sudah kumpulkan donasi untuk membantunya sejak bulan ini melalui laman https://www.kitabisa.com/bantuwidodosekolah," kata Staf Program ACT Sumatera Barat Aan Saputra di Padang, Rabu (31/7).
Ia menerangkan Widodo sejak lahir sudah menderita penyakit tersebut. Kedua orangtuanya sudah berusaha dengan membawa berobat ke dokter kampung hingga ke dokter spesialis kulit.
"Sejak lahir sudah diobati hingga kemudian ayahnya meninggal dunia. Di usia 12 tahun dia sudah tidak bisa beraktivitas normal seperti anak seusianya karena kulit terlalu kering dan sering luka," katanya menjelaskan.
Keluarga Widodo tinggal di daerah perbatasan Sumbar dan Bengkulu tepatnya di Desa Talang Sakti , Kecamatan V Koto, Kabupaten Muko-muko, Bengkulu.
Ibu dan ayah angkatnya yang hanya bekerja sebagai petani masih berusaha untuk kesembuhannya dengan berobat ke RS M Djamil Padang yang memerlukan waktu 12 jam perjalanan dari rumahnya.
Jika tidak berobat secara intensif dan menjalani operasi, Widodo bisa mengalami kebutaan dan kelumpuhan permanen.
"Keluarganya juga belum menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), namun kami sudah bantu urus hanya saja belum rampung," katanya.
Donasi yang dihimpun ACT melalui kitabisa.com saat ini sudah terkumpul Rp174 juta lebih dengan target Rp250 juta.
Donasi dari masyarakat akan digunakan untuk pengobatan, pendampingan kesehatan, pemulihan, biaya sekolah dan pendampingan ekonomi untuk membantu memperbaiki perekonomian orangtuanya.
Bantuan yang digalang ACT tersebut merupakan bagian dari program Mobile Social Rescue (MSR) yang fokus dalam pendampingan pasien.