Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan, sejumlah perusahaan garmen baru yang akan beroperasi di Garut ditargetkan mampu menyerap 20.000-an tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Garut.
"Rencana pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Garut ini, kami memprogramkan bisa menempatkan 20.000pekerja," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Garut, Teddy kepada wartawan di Garut, Jawa Barat, Rabu.
Ia menuturkan jumlah pencari kerja di Kabupaten Garut sampai akhir 2018 mencapai 23.000 orang. Dari data tersebut hanya sebagian yang mampu terserap oleh perusahaan yang ada di daerah itu.
Ia menjelaskan penyerapan tenaga kerja dari sejumlah perusahaan di Garut hanya sebesar 52 persen atau hanya sekitar 12.000orang, sisanya masih belum terserap oleh perusahaan di Garut.
"Hingga akhir tahun 2018 ada 23.000pencari kerja, baru bisa menempatkan sekitar 12.000," kata Teddy.
Ia berharap beberapa perusahaan garmen yang akan berdiri di Garut bisa menyelesaikan persoalan angka pencari kerja yang saat ini belum terserap.
Teddy menyebutkan salah satu perusahaan garmen yang segera beroperasi yakni PT Hoga di Kecamatan Leles, kemudian ada lagi dua perusahaan yang akan dibangun di Kecamatan Limbangan.
"Nanti lowongan pekerjaan itu akan ada di bidang garmen seperti PT Hoga di Leles mau dibuka," katanya.
Lebih jauh ia mengatakan perusahaan garmen seringkali menerima pekerja dari kalangan perempuan. Namun ke depan, lanjut dia, perusahaan baru di Garut akan diupayakan untuk menyerap pekerja laki-laki lebih banyak daripada perempuan. "Sedang berupaya melakukan penyesuaian agar perusahaan bisa menerima pekerja laki-laki lebih banyak," katanya.
Ia berharap keberadaan perusahaan yang menyerap tenaga kerja asal Garut itu dapat meningkatkan perputaran uang lebih besar sehingga perekonomian di Garut lebih baik.
"Sekarang rata-rata perputaran uang dari perusahaan yang ada di Garut mencapai Rp67 miliar per-bulan," ujar Teddy.
Baca juga: Stok bawang menjadi perhatian khusus Pemkab Garut
Baca juga: Pemkab Garut segera uji padi organik di tiga lokasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Rencana pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Garut ini, kami memprogramkan bisa menempatkan 20.000pekerja," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Garut, Teddy kepada wartawan di Garut, Jawa Barat, Rabu.
Ia menuturkan jumlah pencari kerja di Kabupaten Garut sampai akhir 2018 mencapai 23.000 orang. Dari data tersebut hanya sebagian yang mampu terserap oleh perusahaan yang ada di daerah itu.
Ia menjelaskan penyerapan tenaga kerja dari sejumlah perusahaan di Garut hanya sebesar 52 persen atau hanya sekitar 12.000orang, sisanya masih belum terserap oleh perusahaan di Garut.
"Hingga akhir tahun 2018 ada 23.000pencari kerja, baru bisa menempatkan sekitar 12.000," kata Teddy.
Ia berharap beberapa perusahaan garmen yang akan berdiri di Garut bisa menyelesaikan persoalan angka pencari kerja yang saat ini belum terserap.
Teddy menyebutkan salah satu perusahaan garmen yang segera beroperasi yakni PT Hoga di Kecamatan Leles, kemudian ada lagi dua perusahaan yang akan dibangun di Kecamatan Limbangan.
"Nanti lowongan pekerjaan itu akan ada di bidang garmen seperti PT Hoga di Leles mau dibuka," katanya.
Lebih jauh ia mengatakan perusahaan garmen seringkali menerima pekerja dari kalangan perempuan. Namun ke depan, lanjut dia, perusahaan baru di Garut akan diupayakan untuk menyerap pekerja laki-laki lebih banyak daripada perempuan. "Sedang berupaya melakukan penyesuaian agar perusahaan bisa menerima pekerja laki-laki lebih banyak," katanya.
Ia berharap keberadaan perusahaan yang menyerap tenaga kerja asal Garut itu dapat meningkatkan perputaran uang lebih besar sehingga perekonomian di Garut lebih baik.
"Sekarang rata-rata perputaran uang dari perusahaan yang ada di Garut mencapai Rp67 miliar per-bulan," ujar Teddy.
Baca juga: Stok bawang menjadi perhatian khusus Pemkab Garut
Baca juga: Pemkab Garut segera uji padi organik di tiga lokasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019