Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Koesmayadi Tatang mengatakan kebutuhan konsumsi telur saat bulan suci ramadan tahun 2019 di Jawa Barat mencapai 56.602 ton.

"Prediksi kebutuhan telur selama bulan puasa dan Idul Fitri tahun ini atau selama 40 hari ialah ketersedian 20.102 ton, kebutuhan 56.602 ton sehingga desifit 33.514 ton," kata Koesmayadi Tatang, pada acara Jabar Punya Informasi atau Japri, di Gedung Sate Bandung, Kamis.

Dia mengatakan terkait defisit komoditas telur pihaknya akan memfokuskan pada tata niaga telur dan beberapa waktu lalu pihaknya akan melakukan tata niaga komoditas ini dengan Pemkot Bandung.

Dia menuturkan Kota Bandung adalah daerah yang paling tinggi mengkonsumsi telur, perharinya mencapai 120 ton.

"Kota Bandung yang lonjakan permintaan paling tinggi karena banyak pembuat kue kering saat bulan puasa nanti. Jadi ini bukan untuk konsumsi makanan sehari-hari," kata dia.

Pemprov Jawa Barat, lanjut Koesmayadi, akan langsung menghubungkan Pemkot Bandung dan sentral peternak telur ayam negeri di Kabupaten Ciamis terkait tingginya permintaan telur ayam negeri saat bulan puasa.

Lebih lanjut ia mengatakan menjelang puasa pelaku industri kue kering dan biskuit sedang memacu produksinya dan salah satu bahan yang dibutuhkan ialah telur ayam.

"Itu karena pabrik industri kue dan biskuit sedang memacu produksinya.  Harga kami pantau tiap hari, telur ayam ras kisaran antara Rp20 ribu per kilo sampai saat ini merangkak naik di kisaran Rp23 ribu per kilo," kata dia.


Baca juga: Harga telur ayam di Cianjur melambung


Baca juga: Harga telur di Kabupaten Bandung Rp29.000/kg

 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019