Cianjur (Antaranews Jabar) - Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisonal di Cianjur, Jawa Barat, melambung menjelang akhir tahun dan acara besar keagamaan.
"Sejak dua pekan terakhir harga telur meroket seiring meningkatnya permintaan warga atau pembeli terlebih banyaknya kegiatan memperingati Maulid Nabi," kata Palopi (29) pedagang telur di Pasar Induk Cianjur pada wartawan Selasa.
Ia menjelaskan, harga terlur yang semula Rp19.500 sampai Rp20.000 perkilogram saat ini naik menjadi Rp24.000 perkilogram.
"Terus merangkak naik sampai minggu ini, di Cianjur menjelang hari besar keagamaan harga telur sudah biasa naik dan turun secara bertahap," katanya.
Untuk antisipasi, pedagang sejak jauh hari menambah stok agar tidak merugi, lantaran saat ini kesulitan mendapatkan stok seiring naiknya harga beli ke distributor.
Sementara ibu rumah tangga warga Desa Nagrak mengeluhkan mahalnya harga telur yang sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Mereka berharap pemerintah turun ke lapangan untuk mengontrol harga.
"Lumayan berat untuk minggu ini, biasa beli telur sekilo hanya Rp18 ribu, minggu ini sudah Rp24 ribu perkilogram. Harapan kami tidak terus melambung," kata Titi ibu rumah tangga yang membuka warung nasi di rumahnya.
Ia menambahkan, setiap akhir tahun dan hari besar keagamaan harga kebutuhan pokok ikut naik, sehingga cukup memberatkan ibu rumah tangga terutama pengusaha kecil seperti dirinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Sejak dua pekan terakhir harga telur meroket seiring meningkatnya permintaan warga atau pembeli terlebih banyaknya kegiatan memperingati Maulid Nabi," kata Palopi (29) pedagang telur di Pasar Induk Cianjur pada wartawan Selasa.
Ia menjelaskan, harga terlur yang semula Rp19.500 sampai Rp20.000 perkilogram saat ini naik menjadi Rp24.000 perkilogram.
"Terus merangkak naik sampai minggu ini, di Cianjur menjelang hari besar keagamaan harga telur sudah biasa naik dan turun secara bertahap," katanya.
Untuk antisipasi, pedagang sejak jauh hari menambah stok agar tidak merugi, lantaran saat ini kesulitan mendapatkan stok seiring naiknya harga beli ke distributor.
Sementara ibu rumah tangga warga Desa Nagrak mengeluhkan mahalnya harga telur yang sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Mereka berharap pemerintah turun ke lapangan untuk mengontrol harga.
"Lumayan berat untuk minggu ini, biasa beli telur sekilo hanya Rp18 ribu, minggu ini sudah Rp24 ribu perkilogram. Harapan kami tidak terus melambung," kata Titi ibu rumah tangga yang membuka warung nasi di rumahnya.
Ia menambahkan, setiap akhir tahun dan hari besar keagamaan harga kebutuhan pokok ikut naik, sehingga cukup memberatkan ibu rumah tangga terutama pengusaha kecil seperti dirinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018