Genap 14 tahun sudah Aksi Cepat Tanggap (ACT) menapaki jalan kemanusiaan, melayani masyarakat luas yang terpapar bencana dan krisis kemanusiaan. Memulai kiprahnya pada 21 April 2005 lalu, ACT hadir di tengah duka bangsa atas tragedi tsunami Aceh yang merenggut ratusan ribu masyarakat Indonesia. Duka lantas menggerakkan jiwa-jiwa yang peduli pada masalah kemanusiaan, yang juga menggerakkan kerelawanan dan kedermawanan anak bangsa. Bersama tingginya kepedulian umat, keyakinan untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik pun tumbuh.

Di hari jadinya yang ke-14 pada Ahad (21/4), syukur tercurahkan atas kelangsungan kiprah ACT bersama bangsa Indonesia dalam menjalankan misi kemanusiaan. Senior Vice President ACT Syuhelmaidi Syukur mengungkapkan, ada banyak hal yang patut disyukuri selama 14 tahun perjalanan ACT. Beberapa di antaranya adalah peningkatan jangkauan aksi kemanusiaan serta kepercayaan publik.

“Alhamdulillah, selama berkiprah ACT sudah mengalami banyak peningkatan dan penguatan strategis, terutama dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Bahkan ACT juga memperoleh kepercayaan publik sampai lebih dari 100%. ACT pun memaknai usia ke-14 ini sebagai usia yang cukup matang untuk memperluas ranah dan jangkauan,” kata Syuhelmaidi, Senin (22/4).

Meski telah berhasil memperoleh kepercayaan publik begitu besar, menurut Syuhelmaidi, ACT masih perlu melahirkan inovasi berupa program-program demi menyelesaikan masalah kemanusiaan. Apalagi untuk tahun 2019, ACT akan fokus untuk mengentaskan kemiskinan, baik di Indonesia maupun di dunia internasional.

“Di usia yang baru, yakni 14 tahun, ACT akan fokus pada beberapa program yang khusus dibuat untuk mengentaskan kemiskinan, mengingat sampai sekarang masih menjadi isu yang belum terselesaikan. Dengan begitu, tantangan akan jauh lebih besar, sehingga usaha dan upaya harus lebih digencarkan lagi,” terang Syuhelmaidi.

Pengentasan kemiskinan menjadi ikhtiar ACT yang lebih besar dan luas di ranah kemanusiaan. Ikhtiar ini melengkapi aksi-aksi kemanusiaan ACT yang fokus pada penanganan bencana, krisis kemanusiaan, serta pembangunan masyarakat. 

Menilik ke belakang, ikhtiar ini terangkum pada momen kebencanaan yang terjadi di sepanjang tahun 2018. Sejumlah program kemanusiaan yang bersifat tanggap darurat hingga pemulihan pascabencana digulirkan untuk merespons berbagai macam bencana yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. 

“Program dan aksi kami juga turut merespons bencana besar seperti gempa bumi di Lombok; gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi di Sulawesi Tengah; juga tsunami Selat Sunda. Kami mendampingi para korban sejak fase darurat, pemulihan, hingga pemulihan ekonomi,” papar Syuhelmaidi.

Adapun di dunia internasional, kiprah ACT juga terekam melalui program dan aksi untuk merespons beragam krisis kemanusiaan yang menerpa warga dunia. “Kami punya program dan aksi untuk membebaskan bangsa Palestina, bantu menopang kehidupan para korban perang di Suriah dan Yaman, juga menopang kehidupan muslim Rohingya di Myanmar dan Bangladesh. Kami juga sudah mulai menggelar program dan aksi untuk mengentaskan kelaparan di Afrika, dan krisis kemanusiaan yang menimpa muslim di Xinjiang,” tambah Syuhelmaidi.

Lamanya perjalanan dalam mengemban misi kemanusiaan ini tidak terlepas dari dukungan kuat masyarakat Indonesia selama ini, baik dalam bentuk kerelawanan maupun kedermawanan. Dukungan besar ini menandakan betapa besarnya perhatian masyarakat Indonesia pada masalah kemanusiaan. Menginjak usia baru ini, Syuhelmaidi berharap ACT bersama bangsa Indonesia bisa menjadi pihak yang meneguhkan jiwa kedermawanan dan kerelawanan.

“Semoga Indonesia terus menjadi negara yang aman, kemudian ekonomi terus bertumbuh. Sehingga jiwa kedermawanan dan kerelawanan pun ikut bertumbuh, berkali-kali lipat. Selamat Milad ACT, semoga upaya untuk menebar kebaikan semakin besar dan semakin luas jangkauannya,” pungkas Syuhelmaidi. 

Pewarta: ACT

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019