Petani di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai beralih tanam padi ke jenis benih padi jayanti yang dianggap lebih tahan dari ancaman hama perusak padi dan lebih meguntungkan secara materi dibandingkan jenis benih lainnya.

"Benih jayanti ini cocok di lahan daerah saya, jadi sekarang pakai benih itu," kata Muhamad Jalaludin petani Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Garut, Jumat.

Ia menuturkan, petani di Desa Sukasenang kebanyakan menanam padi jenis benih sarinah dan beberapa jenis lainnya selama bertahun-tahun, kemudian tertarik pada benih jayanti setelah ada pendatang yang menawarkan benih tersebut.

Benih yang ditawarkan secara gratis tersebut, kata dia, mulai ditanam di areal lahan seluas 1,5 hektare dengan pola penanaman dan perawatan seperti biasa petani lakukan pada benih padi sebelumnya.

"Sudah dicoba kemarin (musim tanam dan panen sebelumnya) terbukti hasilnya bagus, cocok di daerah sini," katanya.

Ia menuturkan, benih padi jayanti yang mulai dikembangkan petani di daerah tersebut memiliki perbandingan produksi yang lebih banyak yakni sebanyak 7 ton per hektare, sedangkan benih lainnya di kisaran 6 ton per hektare.

Selain itu, lanjut dia, tanaman padi dari benih jayanti itu memiliki keunggulan lebih kuat batangnya, dan tahan pada serangan hama, terutama hama tikus yang selama ini dikeluhkan petani di Desa Sukasenang.

"Keunggulannya batang kuat, sedikit tahan hama, terutama tikus, harga jual gabah Rp45.000 sampai 46.000 per kuintal masih padi basah bisa dikatakan stabil," katanya.

Ia mengungkapkan, benih yang memiliki keunggulan itu tentunya akan terus dikembangkan sendiri, sebelum akhirnya disosialisasikan lagi kepada petani di areal pertanian wilayah Desa Sukasenang.

"Akan dikembangkan karena cocok, bagus, tapi belum disebarkan ke kelompok tani, baru bersifat pribadi," katanya.

Kepala Seksi Serealia Dinas Pertanian Kabupaten Garut Endang Junaedi di Garut menyatakan, benih padi jenis jayanti itu dapat dikatakan benih lokal yang setiap pemberian namanya mungkin akan berbeda-beda dengan daerah lain.

Benih padi yang biasa ditanam oleh petani di Garut, kata dia, di antarnya varietas sarinah, mekongga, ciherang, dan IR64 yang sudah memiliki sertifikat, sedangkan jayanti baru sebagian petani menggunakannya.

"Jenis padi di Garut ini kebanyakan ciherang, mekongga, sarinah, IR64, itu varietas yang sudah dirilis dan disertifikat," katanya.

Ia menambahkan, benih padi jenis jayanti yang digunakan sebagian petani itu merupakan benih lokal, yang produksinya tidak kalah bagus dengan benih varietas padi yang sudah bersertifikat.

Pemerintah daerah, kata dia, hanya menganjurkan pada benih yang sudah bersertifikat, adapun petani memilih benih jayanti juga diperbolehkan selama petani meminatinya dan menguntungkan.

"Sepanjang itu diminati petani, boleh-boleh saja," katanya.

Baca juga: Petani mulai ekspor bawang merah ke enam negara

Baca juga: Petani Karawang adukan harga gabah rendah, Ini respon Mentan

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Feri Purnama


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019