Para petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kesulitan menjemur gabah karena tingginya curah hujan sejak dua bulan terakhir sehingga mereka terpaksa menjual gabah dengan harga lebih murah.

Kamal (54), petani di Kampung Nangleng, Desa Nagrak, Kabupaten Cianjur Senin, mengatakan bahwa padi yang sudah dipanen beberapa hari lalu, saat ini sulit untuk dijemur karena hujan yang turun setiap hari sehingga padi dengan kualitas bagus sulit didapat.

"Hampir setiap hari turun hujan sehingga kami kesulitan untuk menjemur gabah. Gabah basah akan berpengaruh pada harga karena kualitas beras yang akan dihasilkan kurang bagus," katanya.

Ia menjelaskan, khawatir gabah yang tidak dijemur dan disimpan terlalu lama akan membusuk, seratusan petani yang sudah memanen terpaksa menjual gabah dalam keadaan basah ke tengkulak dengan harga lebih rendah.

"Tidak ada pilihan lain selain menjual gabah basah dengan harga yang lebih rendah dengan harga Rp400 ribu per kuintal, biasanya gabah kering bisa dijual sampai Rp600 ribu per kuintal," katanya.

Akibat harga jual yang rendah, petani di Cianjur mengalami kerugian hingga jutaan rupiah sehingga mereka berharap mendapat bantuan alat pengering dari pemerintah agar tidak lagi merugi.

Sementara itu Kelapa Dinas Pertanian Perkebunan, Pangan dan Hortikultura Cianjur, Mamad Nano mengatakan tahun lalu, Cianjur mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa alat pengering khusus untuk gabah sebanyak dua unit.

Alat pengering tersebut di tempatkan di Kecamatan Bojongpicung dan Kecamatan Agrabita. Alat pengering itu dapat mengeringkan gabah sebanyak 10 ton, namun Cianjur masih memerlukan alat pengering lebih banyak terutama untuk daerah penghasil beras.

"Sampai saat ini Pemkab Cianjur belum dapat menyediakan alat tersebut karena beberapa kendala terutama masalah dana untuk pengadaan alat yang cukup mahal," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019