Bandung (Antaranews Jabar) - Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil atau Emil membuat surat edaran kepada pemerintah kabupaten dan kota terkait dengan pencegahan sejak dini penyakit demam berdarah dengue (DDB).

"Segera dikirimkan surat edaran ini, secepatnya. Minggu-minggu ini sudah dikirimkan ke kabupaten/kota. Jadi surat edaran ini berisi menginstruksikan langkah-langkah antisipasi pencegahan dini demam berdarah," kata Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Provinsi Jabar Daud Achmad pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate Bandung, Jumat.

Ia mengatakan surat instruksi untuk kepala dinas kesehatan tingkat kabupaten/kota tersebut menjelaskan bahwa setiap daerah wajib melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan Gerakan 3M Plus (menguras, mengubur, dan menutup plus).

"Selain itu kami juga meminta agar melibatkan setiap anggota keluarga untuk jadi kader jumantik, mengaktifkan kembali kelompok kerja nasional DBD dan meningkatkan SDM pencegahan dan pengendalian demam berdarah," kata dia.

Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Uus Sukmara menambahkan pihaknya juga meminta dinas kesehatan tingkat kabupaten/kota untuk melakukan kesiapsiagaan pencegahan demam berdarah dengan berbagai cara.

Baca juga: Dinkes sebut lima kecamatan di Indramayu endemis DBD

Cara yang ditempuh, kata Uus, meningkatkan surveilans kasus dan surveilans faktor risiko terhadap kejadian demam berdarah dengue di antaranya melakukan pemantauan jentik berkala dan mengaktifkan juru pemantau jentik.

"Kemudian mengaktifkan kembali pokja operasional penggulangan DBD pada tingkat RT/RW, desa/keluarhan, kecamatan hingga tingkat kabupaten/kota," kata dia.

Ia mengatakan sejak awal hingga 31 Januari 2018 tercatat 18 orang di Provinsi Jawa Barat meninggal dunia karena DBD.

"Dari awal hingga 31 Januari 2018, tercatat ada 2.461 kasus DBD di Jabar dan sebanyak 18 orang meninggal dunia," kata dia.

Ia mengatakan telah terjadi peningkatan kasus penyakit DBD dengan telah dimulainya musim hujan pada akhir 2018 yang berlanjut hingga awal 2019.

Ia mengatakan situasi atau kasus DBD di Provinsi Jawa Barat berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan juga sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas.

Pada 2016 tercatat 36.589 kasus DBD di Jabar, meninggal 276 orang, pada 2017 tercatat 11.422 kasus, meninggal 56 orang, dan pada 2018 tercatat 11.458 kasus dengan angka kematian 57 orang.

Baca juga: Sebanyak 18 warga Jabar meninggal dunia karena DBD

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019