Indramayu (Antaranews Jabar) - Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mendata ada lima kecamatan yang berada di kota mangga itu menjadi endemis Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Dari tahun-tahun sebelumnya yang menjadi endemis DBD di Indramayu ada lima kecamatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Boni Koswara di Indramayu, Rabu.
Deden mengatakan lima daerah yang endemis DBD yaitu di Kecamatan Balongan, Margadadi, Jatibarang, Kertasmaya dan Kecamatan Patrol.
Daerah itu lanjut Deden, merupakan kawasan pesisir yang mempunyai kepadatan penduduk. Karena memang nyamuk yang mengakibatkan DBD lebih sering berada di kawasan padat penduduk.
Baca juga: Dinkes Indramayu catat 13 penderita DBD
"Kita sering temukan kasus DBD dari Puskesmas yang berada di lima kecamatan itu," ucapnya.
Di Kabupaten Indramayu, kata Deden pernah terjadi KLB DBD pada tahun 2017, dimana tercatat ada sebanyak 113 penderita DBD waktu itu.
Untuk itu pihaknya terus berupaya mencegah kembali terjadinya KLB DBD, dengan cara mengedukasi masyarakat agar bisa mengantisipasinya yaitu melalui penerapan 3 M yang sering kita gaungakan. Selain itu juga kita edukasi siswa terkait jentik nyamuk.
Sementara pada bulan Januari 2019 Dinkes mencatat ada 13 penderita DBD dan itu menunjukan peningkatan dibanding dengan tahun sebelumnya yang hanya ada sembilan kasus.
Dengan mulai meningkatnya kasus DBD, Dinkes Indramayu lanjut Deden, sudah mengintruksikan kepada semua fasilitas kesehatan untuk mewaspadainya dan juga siap melayani masyarakat yang terjangkit DBD.
"Kami sudah membuat surat edaran kepada semua fasilitas kesehatan baik tingkat pertama maupun lanjut untuk kewaspadaan dini terkait DBD," katanya.
Baca juga: Jumantik di Cianjur, dimaksimalkan perannya untuk atasi DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Dari tahun-tahun sebelumnya yang menjadi endemis DBD di Indramayu ada lima kecamatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Boni Koswara di Indramayu, Rabu.
Deden mengatakan lima daerah yang endemis DBD yaitu di Kecamatan Balongan, Margadadi, Jatibarang, Kertasmaya dan Kecamatan Patrol.
Daerah itu lanjut Deden, merupakan kawasan pesisir yang mempunyai kepadatan penduduk. Karena memang nyamuk yang mengakibatkan DBD lebih sering berada di kawasan padat penduduk.
Baca juga: Dinkes Indramayu catat 13 penderita DBD
"Kita sering temukan kasus DBD dari Puskesmas yang berada di lima kecamatan itu," ucapnya.
Di Kabupaten Indramayu, kata Deden pernah terjadi KLB DBD pada tahun 2017, dimana tercatat ada sebanyak 113 penderita DBD waktu itu.
Untuk itu pihaknya terus berupaya mencegah kembali terjadinya KLB DBD, dengan cara mengedukasi masyarakat agar bisa mengantisipasinya yaitu melalui penerapan 3 M yang sering kita gaungakan. Selain itu juga kita edukasi siswa terkait jentik nyamuk.
Sementara pada bulan Januari 2019 Dinkes mencatat ada 13 penderita DBD dan itu menunjukan peningkatan dibanding dengan tahun sebelumnya yang hanya ada sembilan kasus.
Dengan mulai meningkatnya kasus DBD, Dinkes Indramayu lanjut Deden, sudah mengintruksikan kepada semua fasilitas kesehatan untuk mewaspadainya dan juga siap melayani masyarakat yang terjangkit DBD.
"Kami sudah membuat surat edaran kepada semua fasilitas kesehatan baik tingkat pertama maupun lanjut untuk kewaspadaan dini terkait DBD," katanya.
Baca juga: Jumantik di Cianjur, dimaksimalkan perannya untuk atasi DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019