Bandung (Antaranews Jabar) - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyatakan sebanyak 18 orang di Provinsi Jawa Barat meninggal dunia karena penyakit demam berdarah dengue (DBD) dari awal tahun hingga 31 Januari 2019.
"Dari awal hingga 31 Januari 2019 tercatat ada 2.461 kasus DBD di Jabar dan sebanyak 18 orang meninggal dunia," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Uus Sukmara, pada acara Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate Bandung, Jumat.
Uus mengatakan telah terjadi peningkatan kasus penyakit DBD dengan telah dimulainya musim hujan pada akhir tahun 2018 yang berlanjut hingga awal tahun 2019.
Ia mengatakan situasi atau kasus DBD di Provinsi Jawa Barat berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan juga sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas.
"Pada tahun 2016 ada 36.589 kasus DBD di Jabar, meninggal 276 orang. Lalu tahun 2017 ada 11.422 kasus, meninggal 56 orang dan pada tahun 2018 ada 11.458 kasus dengan angka kematian atau yang meninggal dunia 57 orang," kata Uus.
Baca juga: Dinkes sebut lima kecamatan di Indramayu endemis DBD
Dia mengatakan ada sejumah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang jumlah kasus DBD cukup tinggi yakni Kota Depok 319 kasus, Kabupaten Bandung 236 kasus, Kota Bandung 224, Kabupaten Bandung Barat 277 kasus dan Kota Cimahi 200 kasus.
Uus menuturkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap kasus DBD, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
Dengan adanya sistem SKDR ini, lanjut dia, maka semua kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat wajib melaporkan kasus suspek DBD atau kasus/suspek penyakir lainnya ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan hasil SKDR suspek DBD pada bulan Januari 2019 ialah sebagai berikut pada minggu pertama ada 417 penderita, minggu kedua 549 penderita, minggu ketiga ada 911 penderita dan pada minggu keempat ada 1.113 penderita.
Baca juga: Pasien DBD di RSHS Bandung meningkat lima kali lipat
Lebih lanjut ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan SKDR di kabupaten/kota menunjukkan hasil cenderung meningkat pada pekan pertama hingga kedua di Januari 2019.
"Kecenderung awal bulan Februari kasus masih meningkat, untuk itu perlu meningkatkan kewaspadaan dini," kata Uus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Dari awal hingga 31 Januari 2019 tercatat ada 2.461 kasus DBD di Jabar dan sebanyak 18 orang meninggal dunia," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Uus Sukmara, pada acara Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate Bandung, Jumat.
Uus mengatakan telah terjadi peningkatan kasus penyakit DBD dengan telah dimulainya musim hujan pada akhir tahun 2018 yang berlanjut hingga awal tahun 2019.
Ia mengatakan situasi atau kasus DBD di Provinsi Jawa Barat berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan juga sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas.
"Pada tahun 2016 ada 36.589 kasus DBD di Jabar, meninggal 276 orang. Lalu tahun 2017 ada 11.422 kasus, meninggal 56 orang dan pada tahun 2018 ada 11.458 kasus dengan angka kematian atau yang meninggal dunia 57 orang," kata Uus.
Baca juga: Dinkes sebut lima kecamatan di Indramayu endemis DBD
Dia mengatakan ada sejumah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang jumlah kasus DBD cukup tinggi yakni Kota Depok 319 kasus, Kabupaten Bandung 236 kasus, Kota Bandung 224, Kabupaten Bandung Barat 277 kasus dan Kota Cimahi 200 kasus.
Uus menuturkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap kasus DBD, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
Dengan adanya sistem SKDR ini, lanjut dia, maka semua kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat wajib melaporkan kasus suspek DBD atau kasus/suspek penyakir lainnya ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan hasil SKDR suspek DBD pada bulan Januari 2019 ialah sebagai berikut pada minggu pertama ada 417 penderita, minggu kedua 549 penderita, minggu ketiga ada 911 penderita dan pada minggu keempat ada 1.113 penderita.
Baca juga: Pasien DBD di RSHS Bandung meningkat lima kali lipat
Lebih lanjut ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan SKDR di kabupaten/kota menunjukkan hasil cenderung meningkat pada pekan pertama hingga kedua di Januari 2019.
"Kecenderung awal bulan Februari kasus masih meningkat, untuk itu perlu meningkatkan kewaspadaan dini," kata Uus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019