Bandung (Antaranews Jabar) - Gubernur Jawa Barat (Jabar), M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan cetak biru (blue print) tanggap bencana yang akan disiapakn Pemprov setempat terkait antisipasi bencana alam akan dikerjasamakan dengan Pemerintah Jepang.

"Untuk blue print tanggap bencana rencananya kita bekerja sama dengan pemerintah Jepang yang dianggap paling maju dalam upaya mitigasi bencana," katanya seusai meninjau warga terdampak angin puting peliung di Perumahan Rancaekek Permai II Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Senin.

Ia menambahkan kerja sama terkait cetak biru tanggap bencana dengan Jepang tersebut dilakukan untuk mencari sistem deteksi dini kewaspadaan bencana alaam.

"Jadi mudah-mudahan saya ketemu teknologinya di Jepang seperti teknologi early warning system atau sistem peringatan dini bencana. Saat ini, saya sedang berikhtiar," ujar dia.

Menurut dia, selain menjajaki kerja sama dengan Jepang, pihaknya juga akan melibatkan akademisi dalam mengembangkan penelitian dalam pengembangan alat pendeteksi kebencanaan.

Hal itu, kata dia sangat perlu dilakukan karena Jabar masuk dalam wilayah rawan bencana alam.

Dia melanjutkan setiap tahunnya terjadi 1.000 hingga 1.500 kejadian bencana alam di Jabar.

"Menurut catatannya, bencana alam di Jabar per tahun itu itu rata-rata 1.000 an sampai 1.500 kejadian. Kalau dibagi per bulan 100 an, dibagi per hari itu tiga bencana per harinya," tambah dia.

"Dan di Jabar, mayoritas rawan bencana longsor, selain banjir, kebakaran dan angin puting beliung. Jadi kita hidup di alam yang indah dan berbagai potensi kejadian. Supaya kita aman, makanya hidup kita harus pakai ilmu," kata dia.

Terkait upaya mitigasi kebencanaan ini, lanjutnya kawaspadaan masyarakat dalam mengenali indikasi bencana sangat diperlukan.


 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019