Bandung  (Antaranews Jabar) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan  menyatakan, kepolisian diminta mengusut tuntas PT Solusi Balad Lumampah (SBL) terkait kasus penggelapan dan pencucian uang pembayaran biaya umrah dan haji.

"Jadi sebelumnya ada First Travel sekarang SBL pula. Kita minta Polda untuk terus mengusut hingga tuntas kasus ini sampai selesai," kata Ahmad Heryawan, di Gedung Sate Bandung, Rabu.

Gubernur Aher juga mengimbau agar masyarakat waspada terhadap tarif perjalanan haji dan umroh yang di luar batas kewajaran karena dikhawatirkan merupakan permainan uang.

Selain tarif yang murah, kata Aher, pelaku penipuan juga kerap menggunakan modus investasi dengan bunga tinggi demi menarik calon korban. "Mungkin uang jamaahnya diputerin. Yang daftar duluan kebagian duluan tapi yang belakang ya kehabisan," katanya.

Menurut dia, sangat mudah untuk mengetahui nilai ideal biaya perjalanan haji dan umroh. Tinggal menghitung tarif tiket pesawat, biaya hotel, serta uang makan. "Biaya umroh bisa dikalkulasikan kok, jadi harus dipertanyakan jika ada umroh murah. Dikhawatirkan hanya akal-akalan saja," ujar Aher.

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) mengamankan dua pelaku penggelapan biro umroh dan haji PT. Solusi Balad Lumampah (PT. SBL) dengan total kerugian mencapai Rp300 miliar.

"Dari total jemaah yang belum diberangkatkan sebanyak 12.845 orang, PT. SBL telah menerima uang sebanyak 300 ratus miliar rupiah. Uang tersebut telah dipergunakan oleh para tersangka untuk kepentingan pribadi," ujar Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto di Mapolda Jabar, beberapa waktu lalu.

Pelaku yang diamankan petugas yakni berinisial AJW selaku pemilik PT. SBL dan ER yang merupakan staf PT. SBL. Keduanya ditangkap atas hasil laporan dari calon jemaah yang merasa ditipu oleh PT. SBL. 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018