antarajabar - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih predikat juara pertama ajang Engineering Education Festa 2017 Capstone Design Fair International Session (E2FESTA 2017), di Korea Selatan, beberapa waktu lalu.
Direktorat Humas dan Publikasi ITB dalam siaran persnya, Jumat, menyataka, tim peraih Grand Prize ini beranggotakan Irham Mulkan Rodiana (Teknik Elektro 2013), Freddy Kurniawan (Teknik Mesin 2013), Kinari Nur Aulia Padma Negara (Desain Produk 2013), dan Ninik Kania (Desain Produk 2013) dan juga dua mahasiswa dari Chonbuk National University (CBNU).
Kompetisi ini diadakan di Kimdaejung Convention Center, Gwangju, Korea Selatan dan diprakarsai oleh Ministry of Trade, Industry and Energy South Korea serta Korea Association of Innovation Centers for Engineering Education.
Menjadi salah satu peserta dari tim utusan Indonesia, tim ITB berhasil mengalahkan sejumlah kompetitor unggul lainnya dari Asia.
Tercatat sebagai peserta di kompetisi ini antara lain yaitu ITB (Indonesia), PENS (Indonesia), Tel-U (Indonesia), KLE TECH (India), HKUST (Hong Kong), NUS (Singapura), NTU (Singapura), RMUTT (Thailand), SCUT (China), KIT (Jepang), CBNU (Korea Selatan), CNU (Korea Selatan), JNU (Korea Selatan), NCKU (Taiwan), dan UKM (Malaysia).
Mengusung tema kompetisi seputar alat kesehatan, tim ITB merancang karya dengan nama Re-Lease.
Re-Lease merupakan perangkat yang dibuat untuk melakukan pengecekan urin di urinal dengan konsep tracking kesehatan berdasarkan kekeruhan dan warna dari urin.
Sistem pada perangkat ini terdiri atas smart device dan big data dan Tim Re-Lease ITB melewati perjalanan panjang dalam mempersiapkan konsep dari perangkat ini, sekitar 6 bulan yaitu 4 bulan untuk mematangkan ide dan 2 bulan untuk pengerjaan produk.
Progress report juga dilaksanakan secara teratur setiap minggunya pada dosen pembina dari program studi Teknik Mesin dan Desain Produk.
Melalui lomba ini setiap peserta akan belajar untuk memadukan setiap disiplin ilmu yang dipunyai untuk membangun suatu produk yang bermanfaat.
Hal yang paling penting dari perlombaan ini adalah kerja sama tim yang dibangun karena tim harus terdiri atas lintas disiplin, lintas budaya, dan lintas negara sehingga kemampuan komunikasi suatu tim harus benar-benar dibagun agar nantinya kualitas produk yang dihasilkan dapat maksimal.
"Melalui lomba ini, kami sangat senang bukan hanya karena Grand Prize yang didapatkan namun ide dari produk kami dapat diterima masyarakat internasional," ungkap Freddy Kurniawan, sebagai salah satu anggota dari tim Re-Lease ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Direktorat Humas dan Publikasi ITB dalam siaran persnya, Jumat, menyataka, tim peraih Grand Prize ini beranggotakan Irham Mulkan Rodiana (Teknik Elektro 2013), Freddy Kurniawan (Teknik Mesin 2013), Kinari Nur Aulia Padma Negara (Desain Produk 2013), dan Ninik Kania (Desain Produk 2013) dan juga dua mahasiswa dari Chonbuk National University (CBNU).
Kompetisi ini diadakan di Kimdaejung Convention Center, Gwangju, Korea Selatan dan diprakarsai oleh Ministry of Trade, Industry and Energy South Korea serta Korea Association of Innovation Centers for Engineering Education.
Menjadi salah satu peserta dari tim utusan Indonesia, tim ITB berhasil mengalahkan sejumlah kompetitor unggul lainnya dari Asia.
Tercatat sebagai peserta di kompetisi ini antara lain yaitu ITB (Indonesia), PENS (Indonesia), Tel-U (Indonesia), KLE TECH (India), HKUST (Hong Kong), NUS (Singapura), NTU (Singapura), RMUTT (Thailand), SCUT (China), KIT (Jepang), CBNU (Korea Selatan), CNU (Korea Selatan), JNU (Korea Selatan), NCKU (Taiwan), dan UKM (Malaysia).
Mengusung tema kompetisi seputar alat kesehatan, tim ITB merancang karya dengan nama Re-Lease.
Re-Lease merupakan perangkat yang dibuat untuk melakukan pengecekan urin di urinal dengan konsep tracking kesehatan berdasarkan kekeruhan dan warna dari urin.
Sistem pada perangkat ini terdiri atas smart device dan big data dan Tim Re-Lease ITB melewati perjalanan panjang dalam mempersiapkan konsep dari perangkat ini, sekitar 6 bulan yaitu 4 bulan untuk mematangkan ide dan 2 bulan untuk pengerjaan produk.
Progress report juga dilaksanakan secara teratur setiap minggunya pada dosen pembina dari program studi Teknik Mesin dan Desain Produk.
Melalui lomba ini setiap peserta akan belajar untuk memadukan setiap disiplin ilmu yang dipunyai untuk membangun suatu produk yang bermanfaat.
Hal yang paling penting dari perlombaan ini adalah kerja sama tim yang dibangun karena tim harus terdiri atas lintas disiplin, lintas budaya, dan lintas negara sehingga kemampuan komunikasi suatu tim harus benar-benar dibagun agar nantinya kualitas produk yang dihasilkan dapat maksimal.
"Melalui lomba ini, kami sangat senang bukan hanya karena Grand Prize yang didapatkan namun ide dari produk kami dapat diterima masyarakat internasional," ungkap Freddy Kurniawan, sebagai salah satu anggota dari tim Re-Lease ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017