Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang, Jawa Barat, menghidupkan Geotheater Rancakalong sebagai pusat budaya melalui gelaran Ekosistem Budaya Kasumedang yang diselenggarakan di Sumedang, Sabtu.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menegaskan bahwa gelaran tersebut bukan sekadar acara pertunjukan, tetapi juga langkah nyata untuk menghidupkan kembali Geotheater Rancakalong sebagai pusat aktivitas seni budaya di daerahnya.
“Ini mewujudkan sebuah komitmen ingin menghidupkan Geotheater Rancakalong untuk kita belajar, pentas, dan mengamalkan ilmu seni dan budaya,” ujarnya.
Pertunjukan di Geotheater ini rencananya akan dilaksanakan secara rutin setiap hari Sabtu dan terbuka bagi masyarakat umum.
Dalam gelaran kali ini, beragam kesenian ditampilkan dengan penuh semarak, mulai dari kaulinan barudak, terbangan, tarian tarawangsa, hingga kegiatan NGUBAR (Ngulik Bareng Gamelan). Keragaman ini menunjukkan kekayaan budaya lokal yang terus dijaga keberlangsungannya oleh para pelaku seni.
Bupati Dony juga mengungkapkan bahwa pihaknya berencana menjadikan Geotheater sebagai pusat seni budaya Kabupaten Sumedang dan berencana untuk meningkatkan fasilitas dan infrastruktur, termasuk pelebaran akses jalan serta penambahan sekitar 20 titik lampu penerangan umum.
"Nanti jalan menuju sini akan diperlebar dan lampu penerangan umum akan ditambah sebanyak 20 unit," katanya.
Ia menyebut seni budaya bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan bagi masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh warga untuk terus menjaga, merawat, dan melestarikan warisan budaya Sumedang dari generasi ke generasi.
Terlebih lagi, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda, Sumedang memosisikan diri sebagai pusat budaya Sunda yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan Sunda dalam setiap penyelenggaraan aktivitas di pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di wilayahnya.
Editor : Riza Fahriza
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025